7-DRASTICALLY CHANGE

3.5K 244 2
                                    

Happy Reading.

***

"Sudah selesai semua?!" teriak guru muda berkacamata di depan murid kelas XII-IPA 5.

"SUDAH, BU!"

"Baiklah. Ibu tidak akan menunjuk satu per satu untuk maju presentasi. Yang berkenan maju silahkan maju," ujar guru muda bernama Aristi paleka. "Maju pertama, akan mendapat nilai tambahan dari Ibu," lanjutnya.

Kevin tersenyum lebar mendengar perkataan terakhir Bu Aristi. Kalau memang maju pertama mendapatkan nilai tambahan, maka dengan semangat, ia akan maju untuk yang pertama.

"Kelompok enam, Bu!" teriak Kevin sembari mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi dan senyuman lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Bangsul! Gue belum hafal si anjir!" Gailen berbisik pelan di telinga Kevin sembari mencubit keras pinggang temannya itu.

"Udah, rileks aja. Matt, udah hafal, kan?"

Matthias menggeleng disertai wajah lesu penuh frustrasi. "Aku belom hafal, Kev. Aku nggak mau maju."

Bu Aristi yang melihat muridnya berbisik-bisik tidak jelas hanya menatap malas ke arah mereka. Masih menunggu kelompok enam untuk maju.

"Tan, lo udah hafal, kan?" tanya Kevin pada Tristan.

Tristan mengangguk dua kali. "Satu jam yang lalu."

Mendengar jawaban memuaskan Tristan, Kevin mengangkat dua jempolnya sembari tersenyum lebar. Tidak salah memang Kevin memilih Tristan sebagai ketua kelompoknya.

"Tristanku memang the best, muach! Nggak kayak si itu tuh!" sindir Kevin, memandang julid Gailen dan Matthias.

Gailen memberengut tak suka menatap ke arah Kevin yang menyebalkan. "Sok iye banget lo jigong gorila!"

"Ekhemmm!" Deheman keras Bu Aristi membuat Gailen dan Matthias kelimpungan mencari kertasnya. "Kelompok enam dengan ketua Leon Tristan Hugo, dipersilahkan maju ke depan."

"Ya Tuhan, selamatkan hambamu yang super cute ini!" Gailen memejamkan matanya sembari menautkan tangan berdoa.

"Gue bisa, gue bisa, gue bisa, gue bisa, gu-"

"Hehhh! Cepetan maju, Muslih!" teriak Kevin yang sudah sampai terlebih dahulu di depan papan tulis. Di sampingnya ada Tristan dan juga Remon yang diam tak terusik. Atmosfer di sekeliling Remon begitu pekat, sangat dingin, membuat Bu Aristi tanpa sadar menelan saliva merasa gugup.

Gailen, Elvan dan Matthias menarik napas lelah. Dengan langkah loyo dan wajah yang tak sedap dipandang mereka bertiga melangkah maju menghampiri ketiga temannya.

"Nggak haf-"

"Sttt diem," bisik Gailen di telinga Elvan.

Dengan senyum tipis yang diperlihatkannya, Tristan memulai presentasi.

"Selamat pagi teman-teman! Perkenalkan saya Leon Tristan Hugo dan di sebelah saya ada Phil-"

"UDAH TAU WOI!" Ghali berteriak keras memotong ucapan Tristan membuatnya dipelototi tajam oleh Bu Aristi.

"Lanjut, Tristan."

"Di sini kami akan mempresentasikan hasil kerja kelompok kami mengenai, 'SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA.' " Sengaja Tristan mengeraskan suaranya tentang tema yang akan kelompoknya bahas, karena dengan begitu pasti semua murid yang ada di kelasnya akan bersemangat mendengarnya. Apalagi para lelaki berpikiran kotor, sudah pasti akan fokus menyimak.

Tristan menjelaskan bagian yang dihapalnya dengan lantang dan juga jelas membuat semua murid mengangguk paham. Kini tiba gilirannya untuk Kevin yang maju menjelaskan. Perlu diingatkan kalau di antara mereka berenam hanya Kevin-lah yang paling bersemangat untuk presentasi. Maka dengan begitu, mari kita lihat presentasi mengagumkannya.

REMONESTAWhere stories live. Discover now