14-QUEEN BLACK CARLOS

3.1K 215 5
                                    

Happy Reading.

***

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Semua anggota Tiger Rangers yang tersebar di tiga daerah berkumpul menjadi satu di markas utama. Hanya sedikit yang dikumpulkan, karena mengingat acara Black Carlos yang terbatas kehadirannya. Hanya orang-orang terdekat saja yang diundang untuk datang di Playhouse. Itu juga sebuah keuntungan bagi Remon, who really doesn't like interacting with strangers.

"Udah siap belom, nih?"

"Udah dari tadi monyet!"

"Oke. Mulai, ya. Bismillahirrahmanirrahim." Gailen menarik napas panjang, menghembuskan pelan kemudian. Seraya menjulurkan tangan kanannya yang disambut cepat oleh Elvan. "Saya nikahkan engkau Saudara Elvan Aristides Rafisqy Fathaan bin Bapak Elvanto Aides Fathaan dengan Saudari Matt-"

"Kok Matt, sih! Sama Stela tolol!"

Gailen mengacungkan jempolnya ke arah Elvan. "Ulang, ya. Saya nikahkan engkau Saudara Elvan Aristides Rafisqy Fathaan bin Bapak Elvanto Aides Fathaan dengan saudari Auristela Allisya Lesham Shaenette binti Bapak Lesham Shaenette dengan emas kawin berupa keripik tempe dibayar TUNAI! BAGAIMANA PARA SAKSI, SAH?!"

"SAH!"

"Alhamdullilah."

Mereka semua yang ada di markas dengan serempak mengangkat kedua tangannya, seolah berdoa akan keberlangsungan rumah tangga Elvan dan pasangannya. Mereka, anggota Tiger Rangers tengah memperagakan sesi ijab kabul yang diperagakan oleh Elvan dan Matthias yang menjadi sepasang kekasih, tentu saja Matthias yang dianggap sebagai Stela. Dikarenakan jam belum menunjukkan waktu sebelas untuk datang ke Playhouse, alhasil mereka semua melakukan simulasi ijab kabul.

"Selamat, semoga sakinah, mawadah, warohmah!" seru Daniyal di depan wajah Elvan, membuat lelaki itu memejamkan mata rapat.

"Tolong dikontrol jigongnya."

"Silakan dinikmati makanannya, Bu," ucap Matthias seraya menunjuk Remon yang sedang makan mie dan bermain game.

"MAKANANNYA MANA, WOI! PERNIKAHAN MACAM APA INI?!"

"Santai, elah." Daniyal berjalan menuju Remon, orang yang sejak tadi sibuk makan. "Ekhm, Bang Remon ... boleh minta duit buat jajan nggak?"

Remon menaikkan sebelah alisnya, matanya tertuju pada dua temannya yang berdiri di depan dengan taplak meja menutupi kepala. Tanpa sepatah kata, Remon mengeluarkan dompet hitamnya kemudian memberikan lima lembar uang merah pada Daniyal yang langsung membuat lelaki itu tersenyum lebar. Sesudah mengucap terima kasih, ia langsung berlari menuju motornya untuk pergi membeli jajan.

"Ini nggak ada hiburannya?"

"Lagi siap-siap, bentar lagi juga dateng. Nah, itu mereka udah dateng."

Kevin dan Tristan datang memasuki ruangan mereka. Membuat semua mata memandang ke arahnya. Bukan, bukan karena kedatangannya, tetapi karena pakaian yang saat ini tengah mereka kenakan. Kaos hitam ketat dilengkapi apron dan spatula serta panci di tangan masing-masing. Jujur saja Tristan sudah menolak tapi Kevin mengancamnya akan membuka aibnya, sehingga akhirnya pun Tristan mengalah.

"Anjir, mau perang atau menghibur, Coy? Gitu amat dandanannya," cibir Elvan menatap Tristan yang lempeng seperti apem.

"Duhai senangnya, pengantin baru~" Kevin mulai bernyanyi. "Du-"

REMONESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang