14.2 Pelakor

21.9K 1.6K 26
                                    

Semua pandangan mata terarah pada Ardie. Sedangkan Ardie justru malah menyunggingkan senyumanya, seakan menikmati reaksi keterkejutan semua orang yang ada di dalam ruangan ini.

Eva tidak habis pikir bagaimana bisa Ardie dengan santainya memanggil sayang saat memperkenalkan dirinya kepada mertuanya. 

Wah, Om Ardie benar-benar mencari masalah. Bagaimana bisa dia memanggilku sayang dan tersenyum seperti itu saat ini. Harusnya dia segera menjelaskan ke semua keluarganya bagaimana dia dengan terpaksa harus menikahiku, atau cukup memperkenalkan ku sebagai pelakor. Biarkan mereka menghujatku, menendangku dari rumah ini dan berakhir dengan perceraian. Sehingga akhirnya rumah tangga mereka kembali bahagia tanpa adanya diriku.

“Ardie, Apa maksud semua ini? Istri? Apakau sedang bercanda?” tanya Mama Rianti yang di jawab gelengan oleh Ardie dengan senyum yang masih terus mengembang pada wajahnya.

“Istrimu satu-satunya hanyalah Ariana. Kau tidak bisa menikahi orang lain tanpa izin darinya. Pernikahan kalian tidak sah! Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan Ariana mengizinkanmu menikah lagi!” seru Mama Rianti.

Pandangan mata Mama Rianti kini beralih menghujam ke arah Eva. “Hey, rubah betina! kau mungkin bisa meracuni pikiran Ardie untuk menikahimu tapi tidak denganku! Jangan pernah bermimpi untuk bisa menggantikan Ariana sebagai Nyonya Ardie Artana,” ucap Mama Rianti sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah Eva.

“Mah, Eva sudah menjadi istri sahku. Ariana telah mengizinkanku menikahinya. Mama bisa menayakan sendiri padanya. Kalau tidak percaya mama bisa mengecek keabsahan perikahanku dengan Eva," Jelas Ardie dengan santainya.

“Apa semua yang dikatakan Ardie benar Ariana?” tanya Mama Rianti yang dijawab anggukan oleh Ariana yang kini sudah berlinang air mata.

“Ariana!" bentak Mama Rianti membuat Ariana semakin tersedu.

“Maaf Nyonya, ini semua salahku. Hingga Kak Nana harus merelakan suaminya untuk menikahiku dan..." Belum juga menyelesaikan ucapannya, wanita yang duduk di sebelah Tio beranjak dari duduknya dan menimpali ucapannya.

“Maaf? Kau bilang minta Maaf. Kau pikir cukup dengan minta maaf setelah kau menghancurkan rumah tangga orang dan melukai hati Kakakku! Dasar wanita penggoda! Pelakor! Tidak tahu malu!”

“Sofia!” teriak Ardie yang beranjak dari tempat duduknya.

“Om, biarkan dia berbicara.” Eva menarik tangan Ardie untuk kembali duduk disebelahnya. 

“Om? Sudah ku duga, kau hanyalah sugar baby yang berusaha menguasai harta Kak Ardie demi gaya hidupmu. Lihatlah dari ujung rambut hingga ujung kaki semua yang dikenakan merek Chekia Fashion keluaran terbaru dan bahkan limited edition. Harga baju seperti itu saja bisa mencapai jutaan rupiah. Sudah berapa uang yang Kak Ardie habiskan untuk membayarmu Hah!” Sofia tersenyum mengejek.

“Sekarang aku akan membongkar kebusukanmu. Biar Kak Ardie dan semua yang ada disini tahu bagaimana dirimu yang sebenarnya.” Sofia berjalan ketengah ruangan.

Pandangan Sofia menyapu ruangan dengan jari telunjuknya menghunus ke arah Eva. “Asal kalian tahu, wanita murahan ini pernah berusaha merebut calon suamiku, Tio. Tak hanya itu, selama ini dia tidak hanya mengencani Tio saja tetapi banyak Pria. Bahkan sudah dua kali Tio dihajar oleh orang yang berbeda karena dituduh mengodanya. Padahal jalang itulah yang terus menggoda Tio.”

“Tidak berhasil mendapatkan Tio putra kepala cabang perusahaan RC Group yang terkenal, ternyata kau menggaet Kakak iparku CEO Ardeva Corporation perusaan IT terbesar di negara ini. Wah, wah kau benar-benar licik! Apa orang tuamu serendah itu membiarkanmu menikahi suami orang dan menjadi simpanan banyak orang?” hujat Sofia.

“Jaga mulut mu!” teriak Eva yang refleks berdiri.

“Sofia! Jaga ucapanmu!” bentak Ardie.

“Halah Kak, nggak usah belain dia, toh emang kenyataannya begitu,” jawab Sofia dengan sinisnya.

“Diam! Kau boleh mengataiku dan meyumpah serapahiku semaumu. Tapi jangan bawa-bawa orang tuaku!” Teriak Eva tatapan matanya mengintimidasi Sofia.

Playing Victim. Orang yang sok tau, setengah tau, dan pura-pura tau itu ternyata lebih berbahaya daripada orang yang benar-benar tahu.” Lanjut Eva.

Sofia berjalan cepat menghampiri Eva.Ketika  tangan kanannya hendak menampar Eva, tanganya di tangkis oleh Ardie dan tubuhnya ditarik Tio dari belakang.

“Sofia!” Bentak Ardie dan Tio bersamaan.

Sena dan Dion yang ketika mendengar teriakan Eva telah memasuki ruangan ini, kini berlari mendekat ke arah Eva. 

“Wah, wah, wah kebetulan sekali lihatlah semua lelaki simpananya kini ada disini. Apa pembelaanmu sekarang hah!” ucap Sofia melihat kedatangan Rio, Rico serta keberadaan Sena dan Dion di dekat Eva.

Tio terperanjat melihat keberadaan dua orang yang pernah menghajarnya dahulu ketika ingin memberikan penjelasan akan hubungannya kepada Eva. Tio seketika melepas cengkraman tangannya yang memegangi Sofia kemudian berjalan mengampiri Eva. “Sayang, apa...” belum juga sempat menyelesaikan ucapannya dan berhasil meraih tangan Eva, Ardie sudah melayangkan tinju tepat di rahangnya.

Bruughh..” Tio seketika terhempas ke lantai diikuti pekikan beberapa orang dalam ruangan tersebut.

“Jangan sentuh istriku, dan jangan pernah memanggilnya sayang!” ucap Ardie dengan penuh amarah.

“Kalian semua tidak berhak mencampuri urusan rumah tanggaku. Apalagi menuduh istriku macam-macam. Pergi dari sini!” Bentak Ardie yang kini sorot matanya terhunus ke arah Sofia. 

“Hanya karena perempuan jalang itu kau tega mengusir kami?” bentak Mama Rianti.

“Mah, sudah Mah, sebaiknya mama pulang dulu sekarang,” pinta Ariana.

“Ariana!” bentak Mama Rianti.

“Mah, Ariana mohon mah. Mama pulang dulu, kasian Sofia mah, dia sedang hamil Mah. Ariana nggak mau terjadi apa-apa pada bayi yang dikandung Sofia Mah,” pinta Ariana dengan isak tangisnya.

“Pergi!” bentak Ardie dengan tatapan menghunus Tio dengan penuh Emosi.

“Om, sudah Om.. Hentikan Om,, Cukup Om..” Eva mencengkeram erat dan menarik lengan Ardie mencoba menjauhkannya dari Tio.

“Rio, Rico sini! Kenapa diam saja, bantu aku pegang Om Ardie. Dion, Sena cepat bantu Tio untuk berdiri,” Perintah Eva.

“Baik Nona!” jawab mereka serempak.

Mendengar jawaban mereka, Mama Rianti, Sofia dan Tio menatap Eva dengan heran. Bahkan kedua orang tua Ardie yang sedari tadi memilih untuk diam dan mengamati setiap kejadian yang ada diruangan ini pun juga nampak terkejut.

“Awas kau ya, tunggu saja sampai Kak Bima tau. Kau pasti akan habis!” Sofia memperingati Eva dengan sebuah ancaman sebelum akhirnya ia berlalu meninggalkan ruangan bersama Mamanya mengikuti Tio yang dipapah oleh Dion dan Sena.

Istri Kedua : Gadis KecilkuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora