Part 5

408 62 26
                                    

Kandasnya hubungan tidak membuat Jungkook patah arang. Nyatanya Jungkook tetap bertekad menyusul Jimin bagaimanapun caranya. Meski tidak mampu meraih beasiswa atau mendapatkan kesempatan lain untuk kuliah di sana, Jungkook tetap bertekad untuk menyusul Jimin segera. Tanpa sepengetahuan Jimin, Jungkook telah menyusun berbagai macam rencana. Untungnya, semesta juga turut mendukung Jungkook mengejar Jimin yang tercinta.

Hari demi hari Jungkook berjuang mengumpulkan uang dan belajar demi mendapatkan kesempatan agar bisa datang ke London yang sangat jauh dari pandangan mata. Rindunya terlalu berat namun Jungkook tetap mampu bertahan. Seribu kali muncul di benaknya untuk menghubungi Jimin di sana tapi sayangnya Jungkook tidak kuasa.

Lagi-lagi segala macam bentuk pikiran buruk mengukungnya seperti ketika saat Jimin baru pergi meninggalkan dia. Jungkook takut, jika dia memohon untuk kembali pada Jimin di saat yang belum tepat, kejadian serupa mungkin akan terulang. Jungkook tidak ingin menambah luka pada Jimin lebih dalam. Jungkook tidak bisa mengambil resiko berpisah dengan Jimin untuk yang kesekian kalinya.

Maka dari itu, Jungkook putuskan untuk menunggu. Dia menunggu untuk kembali pada Jimin pada saat yang tepat, di mana dia tidak perlu khawatir untuk kembali berpisah. Meski sudah ribuan kali Jungkook terpaku di hadapan layar ponselnya, bersiap untuk menghubungi Jimin dan memohon agar bisa kembali. Tapi Jungkook selalu menahan diri, demi hari baik yang pasti akan datang nanti.

Di sisi lainnya, Jimin memutuskan untuk menetap di London meski hari kelulusannya sudah tiba. Jimin tidak sanggup kembali meski kemungkinannya kecil untuk bertemu sang mantan sekalipun dia pulang.

Terkadang Jimin bertanya-tanya, pernahkah Jungkook memikirkannya sebanyak dirinya memikirkan laki-laki itu di sana? Pernahkan Jungkook merindukannya sebanyak dirinya merindukan laki-laki itu di sana? Namun pertanyaan Jimin tidak pernah sanggup terjawab. Bahkan angin yang berhembus entah dari mana saja juga tidak pernah mau memberikan jawaban. Padahal Jimin berharap, dari sekian banyak angin itu, mungkin salah satunya ada yang tahu. Bagaimana kabar mantan kekasih yang sempat dia sakiti dulu.

Setelah perpisahan mereka, beberapa kali Jimin memang mencoba menghubungi Jungkook demi sekedar menanyakan kabar. Sebab angin yang dia tunggu membuatnya hilang sabar. Namun sayangnya Jungkook tidak pernah menerima panggilan dari Jimin barang sebentar. Setidaknya itulah yang Jimin pikirkan.

Jimin mengira, Jungkook mungkin sudah melupakannya. Laki-laki itu mungkin kini membencinya seperti dia membenci perayaan hari kasih sayang yang pernah Jungkook janjikan. Sampai akhirnya, hari-hari yang berat terus bergulir hingga berubah menjadi bulan lain, menjadi musim lain, hingga menjadi tahun lain. Tetapi Jimin sama sekali belum mampu membuka diri untuk hati yang lain. Sebab Jimin sendiri tidak mampu memungkiri, bahwa dirinya masih menanti.

***


Lamanya kita berpisah tidak serta merta menghapuskan perasaanku padamu. Terlebih ketika melihat dirimu hadir kembali menjemputku.

-Jimin, Februari 2021



"Halo? Jimin?"

"Jungkook?" pekik Jimin.

Beberapa saat lalu ponselnya terus bergetar mengganggu. Menampilkan nomor asing yang membuatnya ragu untuk menerima panggilan itu. Tapi setelah beberapa saat berlalu, nomor itu tidak kunjung berhenti menghubunginya terus. Akhirnya Jimin memutuskan untuk menerimanya dan terkejut sendiri mendengar tutur akrab dengan nada yang sangat membekas di telinga bahkan di hatinya. Sang mantan kekasih tersayang menghubunginya setelah sekian lama mereka berpisah.

Valentine YouWhere stories live. Discover now