seven

1.2K 204 20
                                    



Ambil rendang dan makan siang bareng itu semuanya cuma kedok. Ya memang Seungyoun dibawa pulang ke rumah orang tua si bapak. Ya memang mereka jadi makan siang disana. Ya memang makan siangnya pake rendang. Cuma nggak bilang aja kalau makan siangnya sama keluarga besar.

Berasap kepala Seungyoun. Dari awal dia udah curiga ada yang nggak beres. Eh ternyata beneran ada tahu di balik bakwan.

Rumah orangtua bapak itu ada di perumahan elit. Jenis rumah gedongan yang pagarnya tinggi dan tertutup.

Seungyoun beberapa kali pernah kesini. Tapi kali ini kaya ada yang beda. Mobil di halaman tumben ada banyak. Biasa cuma 1-3 mobil aja. Lah ini? Berasa ada orang bikin hajatan.

Begitu buka pintu depan, mama Han langsung lari ke anak laki satu-satunya. Cium pipi kiri pipi kanan, jidat, hidung, wah komplit deh. Seungyoun sampe geli lihatnya.

"Loh, jadi Seungyoun nih?" Tanya mama Han tiba-tiba. Seungyoun sih nggak ngerti maksudnya apa jadi cuma haha hehe sambil ngangguk walau agak heran lihat muka sumringah nyonya besar. Si bapak juga nggak bilang apa-apa. Cuma tunjukin senyum tipis ke mamanya yang makin sumringah.

"Gini dong dari kemarin. Capek mama tuh nyari-nyari tapi ditolak terus sama kamu. Sini Seungyoun, mama kenalin sama omanya Seungwoo."

Begitulah akhirnya Seungyoun terdampar di acara keluarga milik keluarga Han.

Ditarik sana-sini, diwawancara ini itu,  capek Seungyoun tuh bolak balik jelasin siapa dia.

Pak Seungwoo juga, habis makan main ngilang aja. Ini Seungyoun mau minta tolong sama siapa coba kalau udah begini?

Seungyoun kira mentang-mentang mereka dari keluarga ningrat yang nangis aja air matanya bisa berupa kristal termasuk orang-orang yang jaim. Ternyata sama aja kaya kelakuan si bapak. Oke, Seungyoun paham sekarang. Mungkin itu emang sifat yang diwariskan turun temurun.

"Seungyoun ini oma. Oma, ini Seungyoun." Mama Han berusaha ngenalin Seungyoun ke Oma.

Oma perempuan tua dengan rambut putih yang ditata ala-ala ratu elizabeth II. Sudah duduk di kursi roda dan pendengarannya kurang baik begitu pula ingatannya. Tapi selera humornya benar-benar receh.

"Oooh pacarnya uwu?" Kata Oma yang bikin Seungyoun kelabakan.

"Bu-bukan oma. Saya sekertarisnya bapak."

"Bapak? Kamu pacar bapaknya Seungwoo?"

Waduh, kok nggak nyambung sih?

"Oma, Seungyoun ini calonnya Seungwoo! Dengerin baik-baik," pundak oma ditepuk dua kali agar melihat mama Han. "PA-CAR-NYA-U-WU!" ejanya pelan.

Seungyoun makin panik. Aduh udah nini-nini gagal paham, tambah ini ibu-ibu malah menyesatkan. Seungyoun buru-buru bikin klarifikasi. Enak aja diiyain. Masa depan bisa suram habis kelibas piranha yang ada.

"Udah nggak usah malu-malu gitu Youn. Kita paham kok sebagai orang tua kalau kalian masih tahap saling mengenal. Tapi tolong bertahan selama mungkin ya sama anak saya. Susah bikin uwu laris tuh."

Aduh Seungyoun pengen jambak-jambak rambutnya si Lia ambis jadinya. Gemes sama ibu-ibu satu ini.

Jadi dari pada tambah gila, Seungyoun memilih menepi ke pantry dapur. Duduk di kursi tinggi samping meja berisi kudapan sama Jennie Kim salah satu sepupu bapak yang asik nyemilin popcorn sambil ngawasi kumpulan keluarganya di sofa ruang tengah.

"Besok kalo jadi nikah sama Bang uwu,  minggir aja lo kalo diajakin ke acara ginian." Celetuknya tiba-tiba.

"Eh? Saya nggak pacaran sama si bapak. Suwer tekewer-kewer."

BOSS-RyeonseungWhere stories live. Discover now