Epilog.

487 38 12
                                    

Bahwasana, ikatan cinta dapat di putuskan, ikatan hati dapat diputuskan. Ikatan rindu dapat di putuskan. Hanya satu yang tak dapat diputuskan, ikatan darah.

Jam di di meja menunjukan pukul 19.30 Seharusnya jam pulang telah dimulai 30 menit yang lalu, namun pria putih pucat pemilik gummy smile itu baru saja meninggalkan ruangannya.

Ia berjalan pelan menuju ruangan sebelah, membuka ruangan tersebut dan tersenyum sambil menyambut adiknya yang juga baru akan keluar ruangan.

"Abang mau makan? atau mau langsung?" Tanya yang lebih muda.

Yang lebih tua menggeleng pelan, ia mengusap rambut yang lebih muda.

"Nanti saja makan nya, kita kan mau langsung "

Setelahnya mereka berjalan beriringan menuju parkiran, mengendarai mobilnya dan melesat meninggalkan area rumah sakit.

lain hal nya di sebuah rumah, empat orang laki-laki dan satu wanita tengah mendekorasi rumah untuk merayakan pesta.

"Sayang, jangan capek-capek nanti perut kamu sakit"

"Dih lebay banget dah abang, padahal kak Deera dari tadi duduk doang"

"Dih jomblo sirik."

"Heleh"

"Udah udah, mas jin gak boleh gitu ke taehyung, dia kan adiknya mas" Wanita satu-satu nya dirumah berbicara sambil mengusap lengan suaminya.

"Iya-iya sayangku" Seokjin mencium kening istrinya.

"Hoekkk" Ketiga laki-laki lainnya hanya pura-pura muntah.

"Udah jadi ?" Dua kakak beradik baru saja sampai dirumah menenteng tas kerja mereka.

"Ini dikit lagi Yong, tinggal beberapa pigura lagi" Jawab Hoseok.

"Itu minuman nya juga udah di siapin bang" Jimin menunjuk beberapa boto minumam di meja.

"Alat bakar-bakarnya juga udah" Timpal Taehyung.

"Tinggal nunggu yang disambut aja nih" Seokjin menimpali.

"Santai, masih diperjalanan doi" Jawab Jungkook.

"Kayak mau ngelamar seseorang aja kamu kook" Deera menyimpan poto yang sudah ia tempel pada pigura.

"Loh jelas harus di sambut, kita udah lama nunggu dia. Hampir 7 tahun lamanya." Yoongi meraih satu pigura di meja.

"Bukankah kalian merindukannya?" Gumam Yoongi.

Tok.

Tok.

Terdengar suara ketukan pintu, Yoongi menyuruh yang lain untuk mematikan lampu setelah ia menyuruh Jungkook berjalan membuka pintu.

Ruangan gelap gulita, membuat semua orang tak terlihat disana.

Jungkook membuka pintu utama rumah, terlihat laki-laki jangkung yang sedang memegang tas dan disampingnya ada koper.

"He ma bro!!" Jungkook memeluknya sebagai tanda rindunya.

"How are you, bro?"

"I'm fine, Jungkook. I'm Fine."

"And now, do you know me my brother?"

"Sure, you are my brother."

Jungkook tersenyum, ia kembali merangkul laki-laki itu, membawanya masuk kedalam rumah gelap.

"Mengapa rumah gelap? dimana abang?"

Jungkook hanya tersenyum, ia menyalakan flash di ponselnya. Lalu menuntun saudaranya agar berjalan lebih dulu. Jungkook mencari saklar ruang utama. Lalu menghidupkannya, setelah lampu hidup, terlihat beberapa pigura yang berjajar.

BROTHERS (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang