Official

116 25 28
                                    

       

        Waktu menunjukan pukul 13:23 tapi tidak ada satu pun pesan yang masuk dari Jeka. Ini aneh.

Sesiangnya Jeka bangun di hari libur, gak sampai jam 1 dan tanpa pesan. Maksudnya bukan Kila berharap, tapi kemarin manusia itu mengucap sendiri kalo hari ini akan mengajaknya keluar. Walau sebenarnya Kila menunggu konfirmasi.

Walau Jeka juga sebenarnya tidak mengatakan pada jam berapa, tapi masalahnya tidak menghubungi sama sekali itu bukan Jeka sekali. Sekali lagi ini aneh. Karna ya setelah kejadian hari itu, Kila tidak membalas pesannya lebih dari 30 menit maka Jeka sudah memecahkan notifnya.

Terserah. Kila berusaha mengalihkan perhatiannya dengan memainkan game cacing yang ada di ponselnya. Kila mengumpat saat dering serta ava orang tersebut memenuhi layar ponselnya. Dua juta ya setan. Jeritnya dalam hati, walau tetap di barengi dengan mendudukan dirinya sebelum menggeser ikon terima panggilan.

"Jeka?" Kila mengeluarkan suara terlebih dahulu.

"Halo?" Kila menyerit sebab di seberang sana suara perempuan.

"Iya halo?"

"Kila ya? Sayang bisa kerumah Jeka ga? Ini Bundanya."

Sontak Kila melebarkan bibirnya, ekspresi terkejut sebelum menjawab dengan hati-hati, "Iya Bunda, ada apa ya Bun?"

"Jeka sakit sayang, dia ga mau makan. Malah nyuruh Bunda nelpon kamu suruh kesini. Kamu bisa ga sayang? Apa bunda perlu telpon Mamah kamu biar di izinin?"

"Oh engga Bunda, aku bisa kesana kok. Nanti aku aja yang izin sendiri ke Mamah pasti di izinin kok. Iya Bunda aku kesana sekarang."

"Iya sayang, makasih ya? Perlu Bunda jemput atau Bunda pesenin ojol aja sayang?"

"Makasih Bunda, tapi nanti aku minta anterin adik aku aja gapapa."

"Beneran sayang? Makasih ya. Hati hati kamu."

"Iya Bunda."

Telpon di matikan, Kila terdiam di tempat sebelum beranjak cepat sembari menggumam kesal "Kok bisa-bisanya sakit. Ngapain coba?!...—"

Sempat adu mulut terlebih dahulu dengan Juna untuk minta di antarkan.  Tapi langsung berhasil dan menyabet kunci setelah di imingi imingi kuota internet. Sial.

Mamah Kila juga langsung memberi uang tambahan saat mendengar Jeka sakit untuk membeli buah tangan.

Alamatnya tadi udah di kirimin sama Bunda Jeka jadi abis beli buah-buahan langsung gas kerumah Jeka.

"Gila Kil, gak salah ini rumahnya? Gede banget buset."

Juna bergumam kagum setelah melihat rumah Jeka, reaksi Kila juga ga beda jauh sih. Kaget aja.

"Alamatnya sih disini, yaudah sana lo balik gih. Thanks."

Tok tok tok.

Kila menggigit bibirnya gugup nunggu pintu dibuka.

Pintu terbuka. Kila siap tersenyum dengan pandangan lurus tapi lekas menjatuhkan pandangannya sebab yang membuka pintu anak kecil yang tingginya tak lebih dari paha Kila.

"Kakak ini namanya Kakak Kila ya?"

Kila menaikan alisnya karna merasa lucu dan kaget secara bersamaan karna suara anak tersebut yang terlampau cempreng, "Iya Kakak, Kila."

"Aku Rara." Yang kecil mengulurkan tangannya lebih dulu.

"Oh kamu Rara?" Kila langsung sumringah serta sedikit membungkukan badannya.

[1] JekaKilaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant