[ANVALLER 10]

4.4K 282 1
                                    

VALDERZONE

Arista berjalan di lorong sekolahnya menggunakan baju basket, pagi ini gadis itu masuk lebih pagi untuk berlatih

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Arista berjalan di lorong sekolahnya menggunakan baju basket, pagi ini gadis itu masuk lebih pagi untuk berlatih. Ia masuk ke ruang olahraga untuk mengambil satu bola basket lalu keluar ke arah lapangan.

Ia menaruh tas ranselnya di tepi tribun lalu berlari menuju ke tengah lapangan. Mood nya hari ini sedang bagus, namun bandanya sedikit lemas, gara-gara ia terlalu keras berlatih bersama sepupunya kemaren.

pagi ini juga ia mengecek ponselnya, ayahnya sudah menambahkan ke rekeningnya 40% dari uang jajan, karena arista harus di tinggal lebih lama di rumah sendiri sehingga ayahnya memberi lebih pada fasilitasnya.

Sebenernya yang ia mau bukan uang atau barang-barang, tapi kasih sayang orang tuanya Kembali seperti dulu, yang dimana mereka selalu ada di saat arista down, sedih bahkan Lelah.

Tapi sekarang, arista hanya bisa memaklumi mereka yang masih sibuk untuk mendirikan perusahann keluarganya yang mulai normal Kembali, dengan cara mencari hiburan untuk dirinya sendiri.

Arista berlatih sendiri di lapangan sekolahnya, sambil sesekali ia menjawab sapaan dari teman-temannya yang baru saja sampai di sekolah. Ia men-dribbling hingga shot bola pada ring tinggi yang lumayan jauh di depannya.

"Rajin juga, ya, Lo pagi-pagi udah latian, mau cari muka?" Arista memutar bola matanya malas, ia sudah tau dari siapa suara itu berasal.

"masih pagi, nggak usah cari masalah." Arista kembali men-dribling bola ke arah ring, tanpa mau membalas ucapan yang menurutnya tidak penting.

Perempuan berambut sedikit merah yang tadinya berdiri di belakang arista, kini ia mendekat dengan bersedekap dada. "Gue nggak cari masalah, kok, gue cuma pengen tanya sama lo," jawab Viera.

Arista diam, malas menjawab obrolan tidak bermutu itu. ia berusaha fokus dengan latiannya, ia memang mendahului teman-temannya untuk berlatih, dari pada di dalam kelas, dia akan merasa bosan dan mengantuk.

Tapi sialnya, dia malah bertemu dengan si cabe kolong yang selalu mengusik ketenangannya, dan merusak seluruh moodnya.

Arista melakukan lay-up shot ke arah ring dan mencetak poin. ia mengambil bola tersebut lalu membawanya kembali. Viera tetap diam di tempatnya sembari memandangi Arista yang tengah sibuk latihan dengan tatapan sinis.

Ia mengikis lagi jaraknya dengan arista kala gadis itu Kembali mengambil bola. "One by one?" Tantang Viera dengan menyodorkan satu bola basket di tangannya.

Arista menaikan satu alisnya lalu menarik senyum di sudut bibirnya. "siapa takut," balas Arista santai. Dengan senang hati dia mau menerima tantangan tersebut, sudah lama ia tidak melihat skil viera jika bermain sendirian.

"Nih, bola nya." Arista melempar bola basket ke arah Viera yang mengambil posisi berhadapan satu sama lain.

Mereka berdua betatapan sengit se akan ingin memangsa satu sama lain. Arista tetap berusaha santai sembari sedikit membungkuk di depan Viera, namun tatapannya tak kalah menyatu dengan musuhnya.

Anvaller [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora