26. Cemburu

31K 2.7K 231
                                    

Gue sayang lo.

***

Kaki Bulan berhenti sendiri ketika melewati depan UKS. Bulan menatap ke dalam lewat jendela dan menemukan Aksara dan Jenny. Bulan melihat Aksara tengah mencari sesuatu di kotak P3K, sementara Jenny duduk di brankar.

Bulan memperhatikan mereka lumayan lama. Aksara mengeluarkan botol alkohol berwarna biru dan menuangkannya ke kapas. Setelah itu ditempelkan ke tangan Jenny. Tangan Aksara menyentuh tangan Jenny. Tidak. Lebih tepatnya menggenggam.

Hati Bulan memanas. Aksara tampak sangat peduli dengan gadis itu. Bulan menghentak kakinya sebal. Namun tanpa disengaja ia menyenggol tanaman yang ada di sebelahnya.

Aksara dan Jenny menoleh sumber suara. Bulan menatap mereka sebentar, lalu langsung pergi.

***

"Bulan? Kenapa?" Gio datang membawa semangkuk mie ayam di tangannya, bergabung dengan Bulan. Ketiga teman Bulan yang lain sedang pergi memesan makanan.

Bulan yang sedang menunduk sambil memakan baksonya mengangkat kepala, menatap Gio yang duduk di depannya. Wajahnya yang ditekuk sangat ketara terlihat, membuat siapa saja tahu dia sedang kesal.

"Mau nambah nggak?" tawar Gio. Ia mendorong mangkuk mienya pada Bulan.

Bulan menggeleng, menolak. "Enggak, Gio."

"Bener nggak mau? Gue bisa beli lagi kalau lo mau," kata Gio.

"Iya bener, Gio, Bulan nggak mau. Kalau Gio beli lagi nanti antrenya lama lagi. Temen-temen Bulan aja sampai sekarang belum selesai antre. Untung Bulan tadi pesennya duluan jadi nggak perlu antre kelamaan," ucap Bulan.

"Nggak papa kalau lo mau. Antre mah soal gampang. Lo makan aja."


"Enggak, Gio. Bulan nggak mau."

"Iya udah." Gio menarik kembali mangkuk mienya. "Lagi pikirin apa?"

"Nggak pikirin apa-apa." Bulan melirik sekilas meja pojok kantin. Area meja yang isinya semua laki-laki. Tempat yang semua siswa tahu mutlak milik Quarlesi. Ada satu lelaki yang paling mencolok di antaranya. Aksara, ketua geng Quarlesi. Lelaki itu tampak sangat tampan. Meski temannya yang lain seperti Kevin ataupun Ray juga tidak kalah tampan. Namun kharisma Aksara yang paling menonjol sehingga membuat orang-orang dalam sekali lihat tahu kalau Aksaralah pemimpinnya.

"Mikirin Aksa?"

Gio mengerti walaupun Bulan tidak menjawab. Bulan mengalihkan pandangannya dari Aksara.

"Lan, lo baru beli?" Gio menyadari tangan Bulan dilingkari ikat rambut yang sepertinya ia kenal modelnya.

"Iya, Bulan beli. Kemarin Bulan pergi bareng Aksara. Aksara pilihin Bulan yang ini." Bulan mengangkat tangannya, menunjukkan ke Gio. Bulan menanggapi Gio dengan semangat. Memang Bulan mudah terbawa suasana. Dari yang tadinya kesal jadi ceria. Bulan jadi teringat kemarin saat Aksara mengajaknya jalan-jalan. Bulan sangat senang. Tapi tetap saja sekarang ia sedang sebal.

"Bagus." Gio manggut-manggut. "Jadi lo kemarin pergi sama Aksa?"

"Iya. Bulan beli ini, terus Aksara beliin Bulan tiga lagi."

"Ohh gitu. Berarti lo ada 5 dong? Dari gue satu, lo beli sendiri satu, dari Aksa tiga."

"Iya." Bulan tersenyum senang. Baru sadar dia sudah punya sebanyak itu.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang