Still for You

1.2K 161 11
                                    

Taeyong mengerjapkan matanya dan menatap sekitar. Tak ada siapapun didalam ruangannya.

"Rumah sakit." Desis Taeyong.

Seketika ia teringat dengan Jennie.
Ia melepas paksa infusan yang berada di tangannya. Ia berlari kecil menuju ruangan dimana Jennie berada.

Ia menatap semua orang yang menangis di depan ruangan Jennie. Bahkan Yuta menangis dengan keras.

Ia menggelengkan kepalanya. Taeyong langsung berlari dan membuka pintu ruangan dimana Jennie dirawat.

Ia menatap tajam para perawat yang membuka semua alat alat pernafasan dari tubuh Jennie.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!"

"JANGAN DILEPASKAN!! DIA TAK BISA BERNAFAS!!" bentak Taeyong.

"BERHENTI SIALAN!!!!" Teriak Taeyong.

"Taeyong sudah!! Jennie sudah bahagia disana." Ucap Jiyoon menenangkan Taeyong.

"Hahaha apa maksudmu." Suara Taeyong melemah. Ia terus menerus menggelengkan kepalanya. Ini benar benar tak nyata baginya.

"Jennieya aku mohon bangun ayo bangun!!" Ucap Taeyong menggoyangkan tubuh Jennie.

"Jennie aku mohon." Kini suara tinggi itu berubah menjadi isakan.

"Aku mohon bangun!!! Aku mohon arghhhhhh."

"Mengapa kau begini mengapa kau tak mengatakan sepatah katapun padaku?"

"Kau seharunya memukulku mencacimakiku karena aku tak melindungimu kemarin."

Taeyong terus terisak, badannya bergetar hebat melihat Jennie yang telah terbujur kaku di tempat tidurnya. Jennie menutup mata untuk selama lamanya.

"Sayang aku mohon hmm ayo bangun, ayo bangun jennie aku mohon aku mohon jennie."

"Taeyong lepaskanlah." Lirih Yuta.

"Andwae!! Jennie masih bertahan." Ucap Taeyong.

"Jennieya dengarkan aku." Lirih Taeyong. Kakinya melemas. Ia benar-benar kehilangan Jennie.

*******
"Oppa?"

Taeyong terbangun, ia mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Ini mimpi." Desis Taeyong.

"Oppa?" Ucap seseorang.

"Jee..jenni." Ucap Taeyong tak percaya.

Jennie tersenyum lembut kearah Taeyong. Ia duduk disamping kasur Taeyong dengan menggunakan kursi roda.

"Ini benar-benar kau?" Ucap Taeyong tak percaya.

"Emmm, mengapa kau malah ikut dirawat?" Ketus Jennie.

Ia tak memperdulikan pertanyaan Jennie. Ia segera duduk menghadap Jennie dan membawa Jennie kedalam pelukannya.

"Syukurlah semua itu mimpi." Desis Taeyong.

"Ada apa?" Tanya Jennie bingung.

Taeyong menangkup wajah Jennie yang penuh bekas luka.

"Aku merindukanmu." Lirih Taeyong.

"Ada apa denganmu?" Tanya Jennie.

"Aniya, jangan membuatku khawatir lagi." Desis Taeyong lalu kembali memeluk tubuh Jennie.

"Lepaskan!! Aku tak bisa bernafas." Kesal Jennie.

Taeyong meraih lengan Jennie dan menatap dalam Jennie.

The Special Manager (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang