a destiny

1K 127 3
                                    

Suho berjalan menuju kamar adiknya dengan siulan yang terus mengalun dari mulutnya. Ia mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar namun nihil ia tak menemukan adiknya.

"Lisa dimana Jennie?" Tanya Suho pada Lisa.

"Mungkin di toilet, ada apa oppa?" Tanya Lisa.

"Aniya hanya saja aku mencari berkas Jennie dari rumah sakit kemarin. Aku mau melihat jadwal check up nya." Jelas Suho.

"Oh berkasnya lihat saja di meja tempat buku-buku Jennie unni. Aku melihatnya disana." Tuduh Lisa.

"Ah gerae, baiklah terimakasih dan lanjutkan makannya adikku yang manis." Ucap Suho sambil mengacak rambut Lisa.

"Ish oppa kebiasaan." Dengus Lisa.

Tak ada lagi rasa Canggung antara Lisa dan Suho. Bahkan kemistri mereka terlihat seperti telah kenal berpuluh puluh tahun. Hal itu membuat Jennie sangat bahagia dan lega karena Lisa bisa lebih nyaman berada disini.

"Dimana dia meletakannya?" Ucap Suho sambil terus mencari berkas berkas itu.

"Ah ini dia." Seru Suho.

Namun pandangannya teralihkan pada selembar surat ya ada di dalam sebuah buku.
Karena penasaran ia membaca surat itu.

Tubuhnya membeku melihat isi dari surat itu.
Bahkan tubuhnya melemas.

"Oppa sedang ap-

Ucapan Jennie terhenti saat melihat oppanya memegang selembaran kertas yang selama ini ia sembunyikan.

Ia tersenyum getir menatap oppanya yang kini menatap tak percaya kearahnya.

"Jelaskan padaku." Lirih Suho.

"Oppa mianhae." Lirih Jennie.

(Flashback)

Dokter mengecek keadaan Jennie. Jaeyong sang dokter merasa aneh pada kondisi Jennie. Ciri-ciri gejala Jennie membuat ia terkejut bahkan saat hasil dari pengambilan darah Jennie semakin membuatnya terkejut.

"Dokter jangan katakan pada siapun." Lirih Jennie.

"Mwo? Kau sendiri telah tahu penyakitmu?" Tanya Jaeyong tak percaya.

"Aku tahu sejak dua bulan kemarin." Jawab Jennie pelan.

"Kau gila? Jika kau tau kenapa kau tak melakukan pengobatan semestinya?" Ucap Jaeyong.

"Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan." Kekeh Jennie.

"Kau tahu kanker bukanlah hal yang sepele." Desis Jaeyong.

Kanker?! Ya dua bulan kemarin Jennie di diagnosis Kanker darah atau dikenal dengan leukemia.
Lucu bukan? Karena dulu penyakit ini juga merenggut nyawa ibunya. Jennie hanya bisa tersenyum sendu mendengar ucapan sang dokter.

"Ibu ternyata kita memang sama." Lirih Jennie.

***
"Jadi apa yang sekarang akan kau lakukan? Akan tetap diam tanpa pengobatan?" Tanya Jaeyong.

"Aku akan melakukan pengobatan, tapi katalan pada keluargaku aku baik baik saja." Pinta Jennie.

"Kau butuh dukungan keluargamu." Ucap Jaeyong.

"Dengan melihat mereka selalu bahagia aku merasa kuat dengan penyakitku. Aku tak mau mereka cemas." Ucap Jennie.

Mau tak mau Jaeyong menuruti permintaan pasiennya yang tak masuk akal ini. Ia akhirnya mengatakan bahwa Jennie hanya telat makan dan asam lambungnya naik.

The Special Manager (TAMAT)Where stories live. Discover now