C - Crossdresing (ft. Jujae)

367 41 14
                                        

Juyeon x Hyunjae

.

As always, Dom!Juyeon | Bot!Hyunjae

.

Disclamer : Perhatian sekali lagi, bagi saia seme/uke itu posisi mutlak, dan gak bisa di switch, so, please leave this page if u didn't like it.

.

Happy reading~~

.

.

Juyeon memarkir mobilnya di pelataran kafe tempat dimana ia biasa membeli kopi untuk para staf dan crew produksi. Saat ini tengah jam istirahat, dan lelaki yang berprofesi sebagai aktor, presenter juga model profesional itu memanfaatkan waktu istirahatnya untuk mencari makan siang.

Seminggu belakangan ini jadwalnya benar-benar padat, hingga ia sering melewatkan makan siang. Kalau bukan karena para staf yang mengingatkannya untuk makan, Juyeon akan lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya tuk menelepon tunangan manisnya. Sebab, hanya dengan mendengar suara tunangan manisnya mampu membuat lelaki itu merasa kenyang, dan tidak memerlukan doping apapun lagi untuk mengisi ulang energi.

Lee Juyeon menarik turun rem tangan. Ketika hendak memakai kacamata, juga topi tuk penyamarannya, manik elang Juyeon memicing. Menatap penuh selidik pada sebuah lampu jalan yang terletak bersisian dengan sebuah pemberhentian bus. Oh, tidak. Mata elang itu justru tertuju pada sesosok wanita dengan rambut coklat bergelombang yang terlihat menunggu kedatangan bus dengan gusar. Terlihat dari bagaimana kedua tungkai kurus itu bergerak secara bergantian menetak diatas trotoar jalan. Juga kuku ibu jarinya yang digigiti, bahkan dari jarak dengan radius sekitar dua ratus meter saja Juyeon bisa melihat dengan jelas gelagat yang ditunjukkan oleh wanita tersebut.

Berangkat dari pemikirannya, senyum miring itu terulas. Juyeon menarik rem tangan, lalu menginjak pedal gas demi menyambangi sosok wanita yang telah menarik atensinya tersebut. Maka, ketika mobilnya berhenti tepat di hadapan wanita itu, pria Lee yang pamor akan cuatan naik pada kedua sudut bibirnya ketika tersenyum itu menurunkan kaca mobil, dan bersiul memanggil si wanita.

"Menunggu bus?"

Dari balik kaca mata hitam yang menangkring diatas batang hidungnya yang bangir, iris mata wanita tersebut melebar. Mengambil setidaknya dua langkah mundur demi menciptakan rentang distensi antara dirinya dengan mobil sang aktor.

"Ekhmm.. y-ya.." suaranya terbata, mengundang tawa renyah mengalun melalui pita suara Juyeon.

"Ck, kemarilah manis. Aku tahu kau bukan menunggu bus," goda pria itu, dan wanita yang belum diketahui identitasnya tersebut memasang sikap seolah tak nyaman dan berusaha mengabaikan eksistensi aktor terkenal di hadapannya itu.

Lagi, Juyeon terkekeh. Pria itu turun dari mobilnya, dan dengan cepat menarik pergelangan tangan wanita berambut gelombang tersebut untuk masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan bahwa wanita itu tidak memberontak, Juyeon berlari menuju kursi kemudi dan kembali menginjak pedal gas tuk melaju.

"Astaga kau-"

"Lee Hyunjae, dengar,"

Kepala wanita tersebut dimiringkan oleh si pemilik, ia menatap Juyeon dengan mata membelalak. "Huh?"

"Aku akan menikahimu bulan depan, kau pikir, dengan kau berpenampilan seperti ini, aku tidak akan dengan mudah mengenalimu, begitu?"

Kacamata yang semula menguasai nyaris setengah bagian wajahnya dilepas. Wanita itu, untuk saat ini kita sebut saja demikian, memalingkan wajah, menatap kemana saja asal tidak bersiborok dengan obsidian milik pria dibalik kursi kemudi itu. "Sepertinya anda salah orang,"

Kesepuluh jemarinya yang saling bertaut cemas, diusap pelan oleh tangan kiri Juyeon yang bebas. Lalu, telapak tangannya yang besar, menggamit sebelah tangan wanita itu, lantas menautkan jemarinya yang besar diantara kekosongan jari jemari wanita itu yang lentik dan mungil. "Kau pikir aku tidak menyadari kehadiran seorang wanita asing di ruang rias dan kostum-"

"Lee Juyeon-ssi-"

"-aku mengenal seluruh staf wanita, staf produksi, coordi nuna, juga seluruh wanita yang terlibat di lokasi syuting. Jadi, wanita dengan rambut coklat bergelombang, dengan tinggi tubuh yang tidak familiar bagi seorang wanita, juga aroma vanilla mint yang setiap hari selalu ku hirup dari tunanganku tiba-tiba menguar dari sosok lain di lokasi tempatku bekerja, bukankah akan terasa aneh jika aku tidak mengenalimu?"

Hela napas terdengar, wajahnya yang semula berpaling, kini menoleh demi menatap lelaki yang tiga tahun belakangan memutuskan untuk tinggal bersama dengannya. "Baik, kau menang Lee Juyeon."

Punggung tangannya dikecup, Juyeon terkekeh menyaksikan lekukan pada belah bibir yang selalu menjadi candu baginya itu. "Katakan alasanmu, baby. Mengapa rela mengikutiku hingga kemari, hm?"

"Ck, sudah jelas, kan?! Jadwalmu yang padat itu membuat aku dinomor duakan, dan aku benci itu Lee Juyeon. Kau pria yang akan menikahi ku kurang dari tiga puluh hari lagi, lalu kini aku seolah dilupakan sebab jadwalmu yang begitu padat. Ku pikir, sudah cukup dengan memaki Kim Sunwoo minggu lalu sebab tidak memberi kelonggaran jadwalmu, namun.. bajingan kecil itu rupanya tidak mengindahkan peringatanku, ya?"

Dalam hati Juyeon tertawa kecil. Tunangannya itu, begitu menggemaskan ketika marah. Apalagi sekarang tunangannya jadi berkali lipat lebih cantik dalam balutan dress sifon berwarna peach, juga riasan tipis pada wajahnya yang memang menawan. Ya, Lee Hyunjae tunangannya yang manis itu murni seorang lelaki. "Kau benar-benar mengikutiku hanya karena itu?"

Hyunjae mengangguk.

"Hingga rela crossdressing? Dan lagi, kau memaki managerku? Astaga Lee Hyunjae.."

"Kenapa? Kau mau marah padaku?"

"Tidak,"

Mobilnya berhenti di sebuah basement yang agaknya familiar di mata Hyunjae. Tapi, sebelum iris sewarna kulit mahoni itu meneroka lebih jauh, Juyeon telah lebih dulu menarik fokusnya.

"Bagaimana bisa aku marah jika tunanganku melakukan hal itu karena sangat merindukanku, hm?"

Sepasang mata mereka bersiborok, lalu, tanpa peringatan yang pasti, Lee Juyeon mengikis jarak antara wajah mereka dan menyapu kedua belah bibir Hyunjae seraya memejamkan mata.

"Hyunjae-ya.."

"Huh?"

"Mau bermain sebentar?"

"Juy-"

Jemarinya yang besar bergerilya mengelus paha Hyunjae yang terekspos, sebab gaun yang dikenakan lelaki manis itu tersingkap, entah disebabkan oleh apa. "Ssssttt.. sudah lama ya, aku tidak main ke tempatmu, rasanya rindu sekali ingin pulang pada rumahnya,"

Senyum selebar tiga jari orang dewasa tersemat. Usapan pada rahang tegas prianya, sukses membuat tubuh kurus Hyunjae dibawa menuju sebuah unit di lantai tujuh belas.

"Aku juga merindukan kepulanganmu, Lee Juyeon."













[C for Crossdressing FIN]















Buka kolom hujat, ehe😅















Bonus pict :

Bonus pict :

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Make Or Break [The Boyz Drabble Collection]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora