IDOLISH7

468 74 19
                                    

Dorm Ainana
06.17 AM, Monday

Suasananya sangat hening pagi ini, meski ada sedikit suara orang yang tengah sibuk di dapur.

Ting!

Kedua roti berwarna coklat itu muncul dari pemanggang roti, segera saja dia menyimpannya di piring dan menaruh telur goreng setengah matang di atasnya.

Lalu menumpuknya kembali dengan roti panggang yang tersisa.

"Yosh..."

Dia memakan roti itu dengan segelas susu hangat sebagai sarapan, penampilan dia juga seperti orang yang akan pergi ke suatu tempat.

Kemeja putih dengan kerah yang rapih, celana hitam, dan juga tas jinjing yang ia simpan di sebelahnya.

Tak lupa dengan rambut yang telah ia rapihkan sebelum mandi.

Setelah selesai, dia membereskan dapur dan mencuci piring. Dan kemudian berjalan ke arah pintu depan.

Dia menoleh ke belakang sebelum membuka pintu.

Sorot matanya terlihat serius, tidak ada kehangatan ataupun sifatnya yang biasa tergambar di sorot matanya.

"Aku pergi dulu, maaf tidak memberitahu kalian sebelumnya. Tapi aku sudah meng-cover semuanya dengan sebuah surat di meja..."

Dia memalingkan wajahnya dan membuka pintu depan dengan perlahan.

Hembusan napas terdengar pelan dari balik maskernya.

"....ini demi keselamatan seluruh dunia"

Dan pintu pun tertutup dengan perlahan.

. . .

07.42 AM

Satu persatu member i7 terbangun, dan pergi turun untuk sarapan.

"Pagi kalian!" Sapa Mitsuki yang tengah memasakkan sarapan untuk mereka.

"Pagi"

Kini saat sarapan dibagi menjadi 2 sif, setiap sif terdiri dari 3-4 orang. Bahkan meja makan pun telah diatur dengan jaga jarak sejauh 1 meter, dan juga hand sanitizer telah tersedia di dekat piring mereka.

Sif 1 terdiri dari; Tamaki, Nagi, dan Yamato.

"Ini sarapan kalian" ucap Mitsuki sambil menyodorkan 3 piring steak panggang dan juga salad mayonaise.

"Salad? Ugh...aku tidak ingin ini! Berikan aku puding!" Rengek Tamaki.

"Tamaki-kun, aku akan memberimu puding jika kau mengabiskan semuanya" ucap Sogo.

"Benarkah, So-chan?! Kalau begitu, ittadakimasu!"

Mereka bertiga makan dengan lahap, karena mereka adalah kaum cepat lapar. Tak salah jika mereka mendapat giliran sif 1.

Setelah itu, sif 2 terdiri dari; Iori, Mitsuki, dan Sogo.

"Eh? Bukankah harusnya giliran kita 4 orang? Kemana Nanase-san?" Tanya Iori yang baru saja duduk.

"Benar juga, tidak biasanya Riku-kun bangun siang dan telat sarapan" timpal Sogo.

"Kalau begitu, Yamato-san! Bisakah kau panggilkan Riku??" Seru Mitsuki.

Yamato mengangguk dan segera berjalan menuju lantai 2.

Kamar Riku

Tok! Tok!

"Riku! Ini sudah pagi, apa kau sudah bangun? Sudah saatnya sarapan!" Seru Yamato sambil mengetuk pintu dengan pelan.

Karena tidak ada jawaban, dia pun membuka pintu kamar Riku.

"Riku?"

Kamarnya terlihat rapih, bahkan kasurnya pun telah dibereskan oleh sang pemilik kamar.

Yamato mencari Riku ke seluruh sudut kamar, namun ia tidak menemukan Riku dimana pun.

Hingga suatu surat di meja kerja Riku berhasil terlihat oleh kedua mata Yamato.

"Surat?"

Dengan cepat, Yamato membawa surat itu kepada yang lainnya.

"Minna! Aku tidak bisa menemukan Riku di kamarnya, tapi aku menemukan ini di meja kerja miliknya"

Nagi mengambil surat itu dan membukanya.

Teruntuk semuanya,

Mungkin saat kalian menemukan surat ini, aku tidak ada di kamar ataupun dimana pun.

Tapi kalian tidak perlu panik, aku hanya pergi ke Rumah Sakit untuk menjalani isolasi dengan perawatan yang intensif, mengingat aku memiliki penyakit asma.

Maka dari itu, jangan mencariku. Rumah Sakit adalah tempat yang berbahaya untuk orang-orang sehat seperti kalian, kalian ikuti saja protokol kesehatan dan juga sering berolahraga.

Setelah masa isolasiku selesai, aku janji akan pulang.

Salam hangat,

Nanase Riku

Semuanya langsung terdiam, tapi mereka juga menghela napas lega setidaknya Riku ada di tempat yang aman....atau mungkin tidak.

"Jadi....Riku tidak akan bisa ikut bekerja untuk sementara" ucap Yamato tiba-tiba.

Semuanya menatap Yamato.

"Kalau begitu, Ichi....kau akan menggantikan Riku sementara hingga dia kembali" ucap Yamato.

Iori awalnya diam dan kemudian dia mengangguk.

"Dan juga kita harus memberi tahu manager tentang surat ini" ucap Sogo.

Semuanya mengangguk setuju.

. . .

Unknown Place
09.10 AM, Monday

"Akhirnya kau datang"

"Tentu saja aku akan datang, lagipula masalah seperti ini adalah bidangku"

Dia menyimpan tasnya dan memasang Alat Pelindung Diri pada tubuhnya, lalu masker yang berlapis, dan sarung tangan yang berlapis.

Terakhir, dia memakai face Shield dan menyimpan ID Card di dada sebelah kiri.

"Kau sudah siap?"

"Tentu saja, aku selalu siap kapanpun"

Akhirnya dia pergi dari ruangan itu dan berjalan pergi bersama partnernya.

Rintangan telah menunggu di depan...

IDOLISH7: PandemiWhere stories live. Discover now