39. Paket

6.9K 1K 153
                                    

"Iya-iya, bawel banget sih lo pada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya-iya, bawel banget sih lo pada."

Jean mengomel lewat telepon. Wonyoung sedang menghubunginya, dan Sunoo ada bersamanya. Ketika mereka mengetahui jika Jean sehabis dari toko roti sambil berjalan kaki, mereka khawatir bukan main. Bilangnya, "Nanti kalo baby nya kecapean gimana?!" dan parahnya, "Gue aduin Jake, mampus."

Jake tidak tahu jika dia pergi keluar. Tadi dia pergi dari rumah sekitar jam delapan pagi dan Jake masih terlelap. Tiba-tiba saja dia ingin makan croissant. Ingin membangunkan Jake tapi tidak tega karena semalam habis membuat waffle di tengah malam. Alhasil dia beli sendiri, berjalan kaki untuk menikmati suasana pagi.

"Jangan aduan ah, diem aja."

"Makanya lo gak usah capek-capek, ada gofood juga, masih jaman aja beli sendiri." oceh Wonyoung.

"Iyaaa, ampe panas kuping gue denger lo ngomong."

"Ngomong jangan aneh-aneh, itu baby nya bisa denger." ujar Sunoo dari seberang.

"Astaga iya, udah dulu ya, gue mau nyebrang."

"Ati-ati, liat kanan kiri."

"Bye bye, take care Mommy Jeaan!"

Piip

Sambungan terputus. Jean kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia mengusap telinganya yang terasa panas saking lamanya menggunakan ponsel untuk telepon.

Kini dia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menyebrang memasuki perumahan. Tak cukup lama, dia hanya harus berjalan sedikit sudah sampai di rumah Jake. Pagar terbuka otomatis, Jean mengulas senyum pada satpam penjaga dan mengucap terimakasih.

"Non Jean, tunggu dulu!" panggil satpam.

"Kenapa, pak?"

"Ini, ada paket tadi. Katanya buat Non Jean."

"Loh? saya gak mesen paket, pak. Mungkin salah alamat."

Satpam mengambil satu paket kardus besar dari dalam pos nya. Diatas paket kardus itu ada tempelan kertas nama dan alamat, dan benar yang tertera adalah nama Jeanna Jung dengan alamat rumah Jake.

Jean mengernyit bingung. Dari siapa ya? batinnya. Tapi walau begitu dia tetap mengangkat paketnya.

"Non, jangan. Saya aja yang angkat! Non Jean lagi hamil muda gitu bahaya." satpam mengambil alih kardusnya. Dia dengan senang hati membawa paket itu sampai di ruang keluarga.

"Makasih, pak."

"Sama-sama, Non." satpam keluar, kembali pada pos jagaannya.

Pandangan Jean kini terfokus pada satu paket yang diletakkan si satpam tadi. Tangannya merobek kardus dengan cepat, bahkan lakban yang melekat tidak perlu Jean gunting. Kukunya cukup tajam untuk melepasnya.

DEARLY ✓Where stories live. Discover now