Dia pergi

608 76 1
                                    

"Felix?" panggil Minho saat melihat Felix mengerjapkan matanya.

"Kak Minho.. Hyunnie mana kak?" tanya Felix kebingungan dan matanya menelusuri seisi ruangan serba putih itu.

"G-gue nggak tau Fel, dia pergi waktu Lo masih nggak sadarkan diri."

Bulir bening itu perlahan menuruni pipi gembil Felix.

"Kak.. Maafin gue ya," Felix perlahan merangsek memeluk Minho, lelakinya.

"Lo nggak salah, Fel. Jujur sama gue, Lo sayang sama Hyunjin kan? Dia pun sama. Dia masih sayang Lo Fel. Dia pergi waktu itu, ternyata donorin hatinya buat Lo. Tapi gue nggak pernah ketemu dia lagi. Dia hilang."

Felix terkejut, Fakta itu sungguh membuat otaknya berhenti berpikir.

Setelah kejadian itu, Felix menjadi pemurung dan sering melamun. Ia juga sering bermimpi buruk bahwa Hyunjin sudah tiada.

*8 tahun kemudian*

"Bentar lagi, Lia bakal lahiran. Gue bingung nih, enaknya gue namain siapa ya anak gue?" Minho menyesap kopinya perlahan dan kembali menyenderkan badannya di kursi kafe itu.

Hari menjelang malam, namun Minho dan Felix masih betah berlama-lama duduk menikmati hari yang sama, tanpa Hyunjin.

"Kak.. Kalo dipikir-pikir gue dulu bego ya. Ngapain harus deketin Lo, sedangkan gue sayangnya sama Hyunjin. Gue nyakitin Lo, Jeongin, Hyunjin, dan bahkan diri gue sendiri disaat yang bersamaan."

"Udah sih Fel, udah 2 tahun dan Lo masih sesalin itu. Gue udah bahagia sekarang sama Lia, Jeongin juga udah bahagia sama pasangannya, jadi Lo harus bahagia juga." Minho menghela nafasnya, adiknya satu ini lagi-lagi tidak mau mendengarkannya.

"Udah yuk, kak. Kita pulang. Pasti Lia nungguin Lo pulang, takut suaminya kepincut mantannya lagi, hahaha." seru Felix memukul pelan punggung Minho.

"Ye mana ada, Lia mah udah paling pas, paling cocok sama gue."

*****

BUCIN (HYUNLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang