45 | Suara

744 227 120
                                    


Kalau memihak pada diri sendiri saja sulit di lakukan

Siapa lagi yang bisa mengobati rasa luka?

Teens


Suara kedua orang tuanya yang bertengkar serasa bisu. Wajah menahan tangis Ibunya membuat hatinya semakin di sayat perih sedikit demi sedikit, selapis demi selapis. Ucapan Dokter setengah jam yang lalu membuat ruangan itu serasa di bagian dunia yang paling buruk.

Yohan menatap telapak tangan yang dipenuhi perban dan gips, dokter bilang tulang jari-jarinya patah di beberapa tempat dan retak di bagian kelingking. Butuh waktu beberapa bulan untuk pulih, dan membutuhkan waktu yang lama untuk membuat telapak tangannya dapat mengepal dengan normal kembali.

Belum lagi tempurung lutunya mengalami retak tulang akibat hantaman besi yang kuat.

Mungkin semua itu terdengar bukan masalah besar, jika saya Yohan bukanlah seorang atlet yang akan mengikuti lomba tiga hari lagi.

"Butuh waktu lama agar telapak tangannya bisa kembali mengepal seperti sedia kala. Dibutuhkan fisioterapi yang teratur, Baik tendon dan ligamennya mengalami kerusakan, yang mengharuskan dilakukannya operasi. Pemulihan bisa memakan waktu yang sangat lama, bahkan saya tidak bisa menjamin kalau suatu saat tangannya akan keram tiba-tiba dan sakit jika digerakkan. Kemungkinan terbesar, anak Ibu dan Bapak harus hiatus dari dunia taekwondo."

Yohan mematung beberapa saat, membiarkan dunianya berputar ke belakang. Melihat semua jerih payah dan perjuangannya untuk mencapai di mana posisi yang seharusnya saat ini.

Sia-sia.

Tak ada artinya.

Taekwondo satu-satunya dunia yang ia gemari tanpa merasa menyesal, walau terlalu banyak beban dan standar yang harus ia pikul.

Walau ia harus menang.

Ia harus latihan, mengorbankan waktu main di umurnya yang belia.

Yohan tak begitu mempermasalahkannya.

Hingga satu malam yang merubah hidupnya drastis, sebanyak bumi berputar di sebrang matahari, meninggalkan jauh posisinya saat ini.

Suatu keadaan yang dapat dijelaskan hanya dengan satu kata: hancur.

Apa yang harus Yohan lakukan setelah ini? Bagaimana ia menghadapi kedua orang tuanya? Bagaimana ia berbicara pada pelatihnya?

Dan bagaimana posisinya tiga hari nanti?

Mungkin ia harus rela mendengar nama orang lain menggantikan dirinya.

Nafasnya yang memburu perlahan memelan, berirama seperti hembusan angin yang menyapu dedaunan blukar di tengah hutan. Mencipta suara gemersik menenangkan telinga.

Sekejap, Yohan merasa dirinya di tarik ke dimensi lain. Bukan bau obat dan ruangan berAC penuh suara tangis, melainkan harum petrichor khas alam sehabis hujan. Gemersik belukar semakin terdengar, hembusan angin tertiup menyapu wajahnya pelan.

Sejenak, semua bebannya di tarik menjauh.

Pundaknya terasa ringan.

Beberapa saat, benaknya bertanya. Apa benar Taekwondo benar-benar dunianya?

hancur datang bersamaan dengan rasa tenang.

Apa itu terdengar wajar?

Yohan kembali ditarik dengan realita ketika dirasakannya suara pintu terbuka.

TeensHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin