31- Bus

742 48 39
                                    

Selamat Membaca

*****

Ara berjalan di koridor sekolahnya menuju lapangan sekolah bersama Alhena. Barang bawaannya untuk mengikuti kemping memang tidak terlalu banyak, namun bagi Ara yang bertubuh mungil tetap saja berat. Berbeda dengan Alhena yang memiliki seorang pacar, barang bawaannya di bawakan oleh Bima.

Setelah sampai di lapangan yang lumayan penuh dengan siswa-siswi kelas XI SMA Sakti, Ara dan Alhena langsung ikut berkumpul dengan mereka semua. Tidak lama kemudian Ketua OSIS langsung memberikan pengarahan untuk pembagian bus yang akan ditumpangi.

"Yey gue sama Ara!!" sorak Alhena gembira.

"Pembagian busnya acak, Ara takut satu mobil sama Angkasa." Wajah gadis itu seketika muram.

"Santai aja kali, kan ada gue."

"Antares,Bima, Angkasa, Gema dan Tari," seru Ketua OSIS tersebut.

"Kalian yang saya sebutkan namanya masuk pada bus nomor satu," lanjutnya.

"Tuhkan ada Angkasa," gumam Ara.

"Hai Ra!" Ara sang pemilik nama pun menengok begitu juga dengan Alhena.

"Antares," gumam Ara.

"Kita satu mobil lho," ucapnya.

"Terus?" tanya Ara polos. Antares menggaruk lehernya yang tak gatal, kini dia bingung harus bicara apa.

"Ya nggak terus-terus Ra. Maksud Antares kita satu mobil jadi kita bisa saling bantu gitu lho," jelas Alhena sedikit gugup. Ara hanya menganggukkan kepalanya.

"Yes!! Gue satu mobil sama pacar gue!!" sorak Bima gembira.

"Pacar-pacar! Bucin lo!!" ejek Gema.

"Idih-idih apaan lo, iri bilang bos!!"

"Najis!! Amit-amit jabang bayi tujuh turunan gue iri sama lo! Secara gue lebih ganteng dan kaya dari lo!" balas Gema songong.

"Cih! Dasar sultan biadab lo!"

"Gue rampok juga miskin lo!" seru Bima.

"Gue ajak masuk rampoknya, gue tanya minta berapa." Gema meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Kalo dia minta ginjal sama otak lo, lo mau ngasih?" tanya Bima telak.

"Ya enggaklah," balas Gema gugup.

"Kejam lo," lanjut Gema. Bima tak menghiraukan Gema dan beralih melihat ke arah Angkasa.

"Liat apaan lo?" Bima menyenggol lengan Angkasa. Namun cowok itu hanya diam terus fokus terhadap pandangannya, Bima pun mengikuti kemana arah mata Angkasa dan menemukan apa penyebab mata sahabat dinginnya itu terpaku.

"Kenapa lo? Cemburu ya?" ucap Bima menggoda. Angkasa pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Nggak."

"Terserah lo Sa. Gue tetep nunggu lo bertindak," ucap Bima.

Setelah pembagian bus selesai, semua peserta kemping pun masuk ke dalam mobilnya masing-masing. Para siswa-siswi saling berebut tempat yang dianggap mereka paling nyaman, kecuali Angkasa yang masuk dan langsung memilih duduk di kursi yang kosong dan tidak diperebutkan oleh orang-orang.

"Apakah semuanya sudah lengkap?" tanya pak Jono dengan pengeras suaranya.

"Belum pak, satu siswi lagi!"

"Baik kita tunggu."

"Maaf pak Ara telat," ucap Ara yang baru datang dengan nafas tergesa-gesa.

"Dari mana kamu?" tanya pak Jono.

KEJORA✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon