Bag. 29

1K 117 14
                                    

Kak Kiesha

Gimana kabar lo sekarang?

Saskia menatap pesan yang dikirimkan oleh Kiesha beberapa menit yang lalu. Tanpa berpikir panjang, anak itu langsung membalas pesannya.

Gue baik-baik aja, kok

Saskia menaruh ponselnya kembali. Namun tidak membutuhkan waktu yang lama, Kiesha sudah membalasnya.

Syukur kalo gitu

Oh iya, nanti sore gue sama temen-temen mau jenguk lo ke rumah sakit

Senyum Saskia timbul ketika mengetahui semua teman-temannya akan datang. Karena sejak kemarin sesungguhnya dia sudah sangat bosan dan kesepian di rumah sakit.

Iya, gue tunggu. Kalian hati-hati nanti

Oke

Selesai. Hanya sampai disitu percakapan mereka di whatsapp. Saskia ingin mengetik papan keyboardnya lagi dan ingin mengobrol lebih banyak bersama Kiesha, namun urung karena dia merasa itu bukan hal yang baik. Kiesha adalah kekasih sahabatnya, tidak baik baginya kalau dia saling berbalas pesan dengan laki-laki yang sudah dimiliki seseorang. Apalagi orang itu adalah Ratu, sahabat tersayangnya.

Sore pun tiba, yang dinanti-nanti oleh Saskia sejak pagi pun akhirnya tiba. Anak itu kini bisa merasakan pelukan teman-temannya, terutama Ratu. Mereka berpelukan dengan sangat haru.

"Sas, gue kangen banget sama lo. Gimana keadaan lo sekarang? Gue gak bisa fokus ngapa-ngapain, gue selalu kepikiran lo disini" lirih Ratu dengan wajah cemas. Saskia tersenyum dan merasa bahagia karena sahabatnya begitu mencemaskan dirinya.

"Gue gak apa-apa kok, Ratu. Gue udah sehat. Lo gak usah cemas lagi, ya"

"Aaaa, Saski. Gue bersyukur banget lo gak apa-apa" Ratu kembali memeluk Saskia dengan erat.

"Kalian semua apa kabar? Kak Sandy, Aqeela, kalian semua baik kan?" tanya Saskia kemudian.

"Kita baik-baik aja, Sas. Kita semua juga lega banget lo sekarang udah sehat" ujar Sandy dan tersenyum.

"Terus po-pocong waktu itu? Kalian gimana?"

Mendengar pertanyaan Saskia selanjutnya, semua pun kompak menatap pada Jefan dengan tajam. Jefan yang merasa ditatap pun hanya bisa menundukkan kepalanya. Kiesha menoel siku Jefan sembari berbisik.

"Jef, buruan lo minta maaf sekarang. Biar gimana pun, kegiatan camping kita jadi kacau gara-gara ulah iseng lo"

Jefan mengangguk lalu mulai menatap Saskia yang bingung.

"Sas, gue minta maaf. Sebenernya pocong yang nakut-nakutin kalian waktu itu adalah gue. Gue cuma iseng mau ngerjain kalian, tapi gue sama sekali gak ada maksud sedikit pun buat lo celaka kaya gini. Kalo lo mau marah atau mukul gue sepuasnya juga gak apa-apa. Gue emang salah, kok"

Saskia terkejut mendengar penuturan Jefan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa pocong yang membuatnya ketakutan saat itu adalah ulah iseng dari Jefan.

"Ja-jadi pocong itu kak Jefan??"

"Iya Sas. Nih, si jamet mau ngerjain kita waktu itu" ketus Sandy sembari melirik Jefan.

"Iya-iya, gue tau gue salah. Dan gue nyesel udah ngelakuin itu. Gue minta maaf, ya?" ujar Jefan dengan raut wajah memohon.

"Kalo kita sih tergantung Saski ya, Jef. Soalnya kasihan dia noh, gara-gara ketakutan lihat muka lu sampai masuk rumah sakit" ujar Rey kemudian.

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang