dengan hati yang riang gembira, junkyu menenteng tas haruto ditangan kanannya. bel pulang sudah berbunyi sedari tadi dan junkyu langsung melesat pergi. kemana lagi kalo bukan ke tempat bu pikuy.
ditengah perjalanan, junkyu penasaran sama pesan yang tadi dikirim haruto. alhasil dia inisiatif untuk mencari tau. dan ternyata,
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
sial, junkyu jadi malu sendiri. dia megangin pipinya yang udah merah sampai telinga. padahal dia udah sering digombalin, tapi kok ini kerasa bapernya?
pokoknya, sepanjang perjalanan, junkyu terus menerus nampilin senyum manisnya. ga peduli dia lewatin siapa, pasti dia senyumin. setan sekali pun.
tas punya haruto aja sekarang lagi dipeluk-peluk sambil ketawa gemes. ngebuat pak sujito selaku guru agama komat-kamit doain junkyu.
ga butuh waktu lama, junkyu sampai di sebuah warung yang bernama bangsawanmilik bu pikuy seorang. dia janda, fyi.
tapi, tempat itu udah sepi, sepi banget. cuman ada bu pikuy yang lagi ngerapihin meja.
"permisi bupik, mas ben dan kawan-kawan pada kemana ya?" tanya junkyu yang sekarang lagi berdiri didepan warung.
bu pikuy jalan keluar nyamperin junkyu dengan raut wajah sulit diartikan. "gatau mas, tadi pada lari kesetanan."
"loh emang ada apa bu?"
"ini mas arta bukan?" tanya balik bu pikuy.
junkyu ngangguk.
"tadi mas haruto ganteng nitipin ini buat mas arta."
"oalah, makasi ya bu." jawab junkyu sembari menerima secarik kertas yang disodorkan bu pikuy. "kalo gitu saya pergi dulu ya bupik, permisi." lanjutnya.
junkyu bergegas pergi dari warung itu dan membuka sebuah sobekan kertas berwarna coklat, yaitu kertas minyak. tanpa sadar junkyu mengumpati kelakuan haruto yang sangat tidak modal.