CHAPTER 6

2K 283 80
                                    

CHAPTER 6

" Lari kalian semua!"

[Name] mengerut jengkel. Orang ini memang, sudah lebih baik belum ditendang oleh [Name] darisana. Terserah jika ingin mengeluarkan dirinya.

Sekarang para kadet sedang dinilai dalam setiap tes. Saat ini, mereka semua sedang membawa beban berat di punggung dan berlari terus menerus di cuaca yang hujan, menambah poin bagi mereka untuk menggigil kedinginan serta rasa ingin beristirahat.

" Arlet! Kau ketinggalan! Apa hanya kau saja yang ingin menurunkan barang bawaanmu hah?!" teriak Komandan Pixis dari atas kuda.

" Ck," [Name] mendecak. Dia terkadang kesal saat ada seseorang yang hanya bisa menyuruh meskipun demi kebaikan orang lain. Tapi, hei, telinga mereka juga panas mendengar ocehan mu itu.

" [Name]?" Mikasa mendengar decakan [Name] yang kesal.

" Maaf, aku hanya lelah," ucap [Name] yang separuh jujur dan separuh lagi bohong.

Meskipun di dunia nyata, saat melakukan latihan klub karate dan kendo, mereka semua harus berlari di atas panas matahari di pantai tanpa alas kaki, meskipun tanpa beban seperti ini. Tapi ini menguatkan otot dan kecepatan kaki mereka agar lebih kuat.

Tapi, dengan membawa beban ini, separuh kekuatan [Name] menghilang untuk menahan.

" Mau aku bawakan?" tawar Mikasa kepada [Name].

" Iie, daijobu."

[Name] melirik ke arah belakangnya, terdapat Reiner yang membawakan barang Armin. Tapi semenit kemudian Armin mengambil kembali dengan paksa dan berlari lebih cepat.

' Kita masih mempunyai tes lain, ganbatte minna.'

____________--------____________

SLASH

" Hoh."

Komandan Pixis memandang [Name] yang menusuk boneka titan dengan 3D Manuver nya tepat di bagian leher dan memotong dagingnya, lalu melompat antara satu dengan lainnya memotong dengan cepat.

' Dia atletis sekali, dia seperti melihat titan di depannya benar-benar boneka, memotong tanpa memandang.'

Komandan Pixis menajamkan pengamatannya ke arah pergerakan [Name] yang unik dan cepat.

' Dia memang berbakat, namun ini masih dalam pelatihan, bagaimana saat dalam keadaan asli?'

Sekarang [Name] sedang berdiri di atas dahan kayu, melihat teman-temannya masih menebas.

" Nani yatteruno?" [Name] terkejut dengan suara di belakangnya.

[Name] menoleh ke belakang, terdapat Eren disana dengan raut bingung. [Name] mengedipkan matanya dua kali, " . . . . Aku sedikit lelah," ucap [Name].

Kali ini, Eren yang mengedipkan matanya, " He? Da-daijobu? Apa aku perlu panggil Mi-mikasa atau Christa?" tanya Eren dengan gelagapan.

[Name] melenturkan leher dan tangannya. " Kenapa kau melihatku seperti aku tidak pernah lelah?" tanya [Name] dengan wajah datar.

Eren terdiam. ' Karena aku seperti melihat dua Mikasa saat bersama kalian,' batin Eren.

" ... Wakatta, wakatta," ucap Eren yang langsung mengakhiri percakapan antara dia dan [Name]. Eren menyalakan 3D Manuver nya dan pergi meninggalkan [Name] lebih dulu.

" ....." [Name] terdiam.

Tiba-tiba, [Name] mendudukkan dirinya dan menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Into Shingeki WorldWhere stories live. Discover now