CHAPTER 2

2.6K 384 65
                                    

Beberapa tahun kemudian...

" [Name]?" seorang pemuda mengucapkan nama [Name] saat melihatnya yang berdiri membeku di tempat. [Name] menolehkan kepala nya untuk melihat lawan bicara nya.

" Eren...?" ucap [Name] memastikan. Eren akhirnya mendekati [Name] yang berdiri di rumput halaman. Eren memegang pundak kanan [Name] yang tenang.

" Apa yang kau lakukan?" tanya Eren yang di sampingnya. [Name] masih kalut dengan pikirannya.

Memori-memori yang menyakitkan masuk ke dalam pikirannya yang mengakibatkan sakit kepala. [Name] tetap setia memasang wajah datarnya, namun menyandarkan kepala nya di bahu Eren.

Eren sama sekali tidak terkejut dengan tingkah laku [Name] yang seperti biasa, dia malah mengelus kepala [Name] lembut dengan tangan kanannya.

" Eren... katakan aku siapa," ucap [Name] yang sekarang masih bingung, meskipun begitu raut muka nya tetap seperti biasa, dingin.

" Sahabatku, Mikasa, dan Armin. Kita selalu melakukan banyak hal bersama saat masih kecil. Kau juga sering menyelamatkan kami bertiga. Dan lagi, tujuan mu disini kata mu hanya untuk melindungi ku??" ucap Eren yang sambil menjitak dahi [Name] dan membuat gadis itu bangun lalu mundur 1 langkah sambil memegang dahinya. Eren tersenyum melihat tingkah laku [Name].

" [Nameee]...!!! Ereeenn...!!!" suara Armin yang tidak jauh darisana memanggil nama [Name] dan Eren. Dia tidak sendiri rupanya, dia bersama Mikasa.

[Name] tersenyum lembut melihat kehadiran sahabat-sahabat nya. Mungkin itu adalah saat-saat yang membuat hati nya terasa lebih hangat karena kehadiran mereka bertiga yang membuat suasana di sekitar [Name] menjadi lebih nyaman.

" Sudah hampir waktu makan malam, kalian sedang apa?" tanya Armin. Seperti biasa, Mikasa tetap diam.

" Coba tanya dia," ucap Eren sambil sekali lagi menjitak dahi [Name].

[Name] hanya meringis kecil sambil memegang dahi nya. Armin tertawa dan Mikasa hanya tersenyum melihat [Name] dan Eren yang seperti biasa nya.

" Jaa, kita makan malam dulu saja bagaimana?" kali ini Mikasa membuka mulutnya. Dan pertanyaan Mikasa di jawab anggukan oleh mereka bertiga.

" Sumimasen," suara seseorang itu langsung membuat mereka berempat mengalihkan pandangan nya.

" Apa kalian tau Jean-Boy, maksudku Jean Kirstein apa ada disini?" tanya seorang ibu. Dia menanyakan Jean Kirstein, teman seangkatan mereka. [Name] mendekati ibu Jean.

" Saya akan menunjukkan jalannya, silahkan mengikuti saya," ucap [Name] sopan dan sedikit membungkuk. Ibu Jean sedikit terpana melihat tata krama [Name] yang begitu menghormati.

" Ah, arigatou gozaimasu," ucap Ibu Jean yang sekarang sudah sedikit lega karena dikira nya kadet-kadet ini akan mengusirnya, nyata nya dia malah di terima dan di antarkan.

SKIP

~ Eren Side Point View ~

Kami melangkah bersama Ibu Kud- Jean ke arah tempat makan malam. Disitu ada penjaga yang sedang memutari wilayah dan melihat kami.

Lalu, dia berjalan menuju kami. Kami yang mengerti langsung memberi hormat, meletakkan tangan kanan di jantung.

" Siapa dia?" tanya penjaga.

" Jean Okaa-san," ucap [Name] datar seperti biasa.

" Souka, aku yang akan memanggil nya," ucap penjaga tersebut lalu membalikkan tubuhnya melangkah pergi menjauhi kami.

" Tidak perlu, saya yang akan memanggil Jean langsung," [Name] membantah. Seperti biasa, [Name] sesuka hati nya. Dia memang tidak takut apa pun.

".... Baiklah," ucap penjaga lalu kembali memutari wilayah menjaga keamanan. Kami kembali beranjak memasuki gedung.

You Into Shingeki WorldOnde histórias criam vida. Descubra agora