#15

4.4K 214 1
                                    

Seminggu berlalu setelah kejadian dimana kak niko marah kepada kak abi.

Kak Abi mulai berbicara lagi sama gue.

Dia udah sering sapa gue saat kita bertemu, dia sering chat gue akhir-akhir ini.

Itu membuat gue cukup senang, cukup lega, karena kak abi kembali lagi.

Meskipun, masih ada rasa sesak dihati setiap kali melihat mereka berdua bersama.

Pohon besar dekat taman di sekolah itu masih menjadi tempat kesukaan gue. Namun, sayangnya gue gak mau kesana lagi. Disana sudah terancam virus yang menyesakan dada gue.

Bagaimana tidak? tempat itu kan pernah dipakai oleh kak abi dan sovi.

Jadi, gue putuskan untuk tidak kesana lagi.

Ruang Musik?

gue udah jarang kesana. gak nyaman.

'Because, there is a secret admirer who made me uncomfortable'

Siapa sih yang gak pengen punya pengagum rahasia ?

Jujur, gue dari dulu emang pengen banget punya pengagum rahasia! Tapi, sekarang udah gak.

Kenapa ?

Gue gak suka, karena setiap hari setiap gue dateng ke ruang musik itu dan main piano disana. Itu selalu ada setangkai bunga mawar putih!

Hey, gue belum mati kali gak usah pake ngasih bunga segala.

Akhirnya, gue memutuskan untuk gak ke ruang musik lagi.

Bagaimana dengan nasib perpustakaan?

Haha, yeah gua masih sering kok kesana. Hanya meminjam buku.

Gue udah gak duduk dan baca buku lagi di perpustakaan. Gue lebih suka menyendiri di bangunan atap sekolah.

Jarang ada orang yang kesana, karena memang tidak banyak yang tahu tentang atap sekolah ini.

Tempatnya dilantai 3 sekolah ini. Jalan utama nya di dekat toilet. Jadi, disamping toilet ada sebuah pintu sederhana yang diberi sticker "Dilarang Masuk Berbahaya!!!"

Makanya, tidak ada yang pernah masuk kedalam sana.

Karena, gue orangnya penasaran. Gue mencoba membuka pintu tersebut. Hasilnya ternyata pintu tersebut tidak pernah dikunci. Gue sempat bertanya sama pak Ujang, katanya kuncinya hilang di dalam sana, dan udah dicari tapi hasilnya nihil.

Gue segera membuka pintu tempat tersebut, ternyata hanya ada lorong panjang dan sempit. Mungkin lebarnya hanya 100cm

Gue menyusuri lorong tersebut, sampai terlihat cahaya dari atas, setelah gua dekati ternyata disana ada sebuah tangga kayu yang sudah berdebu, gue mencoba untuk menaikinya, dan setelah sampai. Ternyata ini atap sekolah.

Di atap sekolah ini sangat nyaman untuk menyendiri. Gue akhirnya melupakan perpustakaan,pohon besar, juga ruang musik sebagai tempat kesukaan gue!

Mungkin, atap sekolah lebih baik untuk menyendiri. Jauh dari siswa-siswi, Jauh dari sovi, jauh dari kak niko, dan jauh dari kak abi!

Pohon besar rindang yang berjarak 6km dari rumah gue masih menjadi tempat kesukaan gue. Namun, keberadaannya sudah diketahui masyarakat.

Jadi, ya memang lebih aman dan nyaman di atap sekolah ini.

"Kintan lo kenapa senyum-senyum gak jelas sih???!!"" Ucap aufa yang membuat gue sadar akan lamunan gue barusan.

"Apaan sih ganggu ajah!" Ucap gue kesal dan membuang muka darinya

Sorry I Can't Hate YouWhere stories live. Discover now