042 - Thorns x Doctor Male Reader 🔞

4.2K 215 31
                                    

Game : Arknights
Character : Thorns

Operator kesayangan Author nih.
_______________________________________________

"Pagi Dokter, kau terlihat mengantuk, mau kubuat agar kau tetap terjaga?"
"Jangan khawatir, aku masih kuat bangun."
"Baiklah kalau begitu, aku akan melanjutkan penelitianku."

Belum lama ini aku menjadikan Thorns sebagai asistenku, bukannya aku menjadi makin bersemangat tapi malah sebaliknya. Aku tidak bisa beristirahat sama sekali. Bagus sih kerjaanku jadi tidak menumpuk, namun kepalaku rasanya sangat pusing karena kurang tidur. Thorns selalu rajin untuk memberiku vitamin dan makanan agar aku tetap sehat jadi komplain pun tidak bisa. Dia memang serba bisa dan sangat membantu soalnya.

"Uhh...."

Rasa kantuk ini sudah tidak bisa ditahan lagi, perlahan kusandarkan kepalaku di meja dengan lenganku sebagai bantal.

***
"Dokter, Dr. (M/n)."
"Sepuluh menit lagi...."
"Haa... Oke."

Rasanya daritadi berguncang... Apa penelitian Thorns meledak lagi? Uh, pandanganku buram, rasanya masih sangat mengantuk tapi aku penasaran apa yang sedang terjadi.

"Tiga menit lagi, apa kau tahan Dokter?"
"Huh?"
"Dua menit lagi."

Apa? Bentar mataku masih buram, kenapa pula mataku sampai berair? Apa ini efek dari gas yang timbul oleh penelitian Thorns? Tapi aku tidak mencium bau aneh –tunggu, ada.

"Satu, haa, ukh!"
"Aah!"

Di momen ini, mataku terbuka sepenuhnya dan disambut dengan pemandangan juniorku yang lemas. Cairan yang mengalir tanpa henti, membasahi tubuh bawahku yang sudah lengket. Apakah ini mimpi buruk? Oh My God, please guide me back to reality.

"Akhirnya kau bangun, ayo Dokter, saatnya bekerja."
"...."

Thorns tersenyum sambil mengeluarkan Mr. D nya dari dalam tubuhku dan melepaskan pengangannya pada kedua pahaku, menurunkannya dengan pelan. Dia tidak pakai pengaman apapun? Tunggu, aku masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi.

Setelah merapikan bajunya, Thorns mengangkatku ke kamar mandi dan membersihkan seluruh tubuhku. Dan diriku masih mematung tak bisa berkata apapun. Dia lalu mengelap tubuhku, dan memakaikan baju bersih padaku. Kemudian mengantarku kembali ke kursi dan meja kerjaku.

Apa? Kenapa wajahnya mendekat? Berhenti, Thorns–

"Mmh, ngh, mm...."
"Hmm...."

Thorns mencium bibirku, sembari membuatku menelan sesuatu. Ciuman ini cukup lama, air mataku sampai keluar karna kehabisan napas.

"Haa!"
"Selamat kerja, barusan kuberi vitamin tambahan untukmu agar terbangun dari mimpi, Dokter."
"Tho– Thorns!"

Saat berjalan menuju pintu dia berhenti dan melirik ke arahku.

"Wajahmu merah sekali Dokter, apa aku perlu merawatmu lagi?"
"Tidak! Pergi!"

Sejak saat itu, aku pun kembali memanggil Amiya untuk menjadi asistenku. Tidak lagi-lagi aku ganti asisten. Ini karma karena meninggalkan Amiya.

"Amiya...!"
"Do-dokter? Ada apa?"

Aku memeluk Amiya dan mengelus kepalanya. Rasa nyaman ini membuatku merasa damai dan nostalgia. Dari dulu... Amiya selalu berada di sisiku kan ya?

***
"Ngh, jam berapa ini...."

Aku mencoba meraba-raba sekitar namun tidak kutemukan PRTS.

"Dokter, kita lembur lagi ya hari ini."
"Uh?"

Kesadaraku yg masih sepuluh persen masih belum memproses apa yg terjadi. Ternyata Thorns 'menyerang'ku lagi ketika aku sedang tidur.

Tubuhku sudah lengket, dan junior ku terlihat lemas. Namun Thorns tetap menggenggamnya dengan erat, sambil terus menusuk joni miliknya di dalamku.

"Berhenti... Sudah cukup –ah! Tidak ada lagi yang bisa keluar! Thorns!"
"Jangan khawatir, aku masih bisa memberikanmu cairan yang banyak ke dalam perutmu."

NOOOOOOOOOO!!!!

Aku sudah sepenuhnya masuk perangkap tikus, dan kini aku tidak bisa kabur.

Tanpa henti, Mr. D Thorns terus-menerus menetap di dalamku, dan bergerak keluar masuk dengan cepat. Tak membiarkanku, maupun Juniorku beristirahat sedetik pun. Setidaknya kasihani lah masa depanku ini, dia sudah sekarat –namun sepertinya si Junior sudah pasrah dan menyerah.

Genggaman erat Thorns pada pahaku, meninggalkan bekas merah disitu. Tidak sakit, namun bawahku sudah mati rasa. Tapi mengapa otakku tetap merespon dan aku tak bisa berpikir?

"Dokter, kuberikan sepuluh menit untukmu."
"Haa... Haah... Aah..."

Disini aku sudah kehabisan napas dan suara, kau masih bernapas dengan normal? Bagaimana mungkin.

"Delapan menit."
"Tidak-tidak, jangan lakukan itu lagi! Nanti akan kemana-mana cairannya!"
"Tujuh menit."
"Aku sudah bangun! Jadi Thorns, lepaskan tanganmu, dan juga Joni mu ya? Ayo!"
"Oke, tahan lima menit saja ya?"
"Tidak! Bukan itu maksudku–"

Malam ini pun aku tidak bisa tidur dengan tenang lagi.
_______________________________________________

Hi! Apa kabar? Apa masih ada reader lamaku? //sadar diri woy

Next>>
Daisuke Kambe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[IDN] One Shot (Male Character x Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang