032 - Arima x Male Reader

4.7K 293 16
                                    

Fandom : Tokyo Ghoul
Character : Arima Kishou

Trigger Warning (TW) : Darah, R-18 (Rape)

_______________________________________________

—Ghoul.

Seringkali aku mendengarnya, namun aku belum pernah melihatnya secara langsung. Kata orang, mereka memakan manusia sampai tak tersisa, ada juga yang hanya mencincang manusia lalu diambil organ tubuhnya—

—membayangkannya membuatku merinding. Kuharap aku tak pernah bertemu Ghoul untuk seumur hidupku.

Aku selalu pulang sebelum malam untuk menghindarinya. Karena kasus yang beredar itu Ghoul muncul pada malam hari, mencari mangsanya. Aku juga tinggal di basement jadi seharusnya aku aman disini.

Seharusnya.

Tapi tidak untuk hari ini. Terdapat kecelakaan di jalan jadi transport yang aku naiki jadi tertunda dan terlambat tidak sesuai jadwal yang biasanya.

Hari sudah gelap, namun aku baru turun dan sampai di area rumahku. Keringat dingin menetes dari kulitku, tubuhku merinding, jantungku berdetak sangat cepat tidak karuan.

Aku berlari dengan cepat menuju rumahku.

‘Ayo, cepat terbukalah pintu! ’

Dengan sangat terburu-buru aku buka kunci rumah dan menguncinya kembali.

“Haa, ” kuhela napas yang sedaritadi aku tahan, demi meminimalisir kepekaan Ghoul terhadap suara, syukurlah aku aman.

“Bahan makananku habis, kurasa aku akan minum air putih saja malam ini dan pergi belanja besok. ”

Pergi ke kamar mandi membersihkan diri, berendam sejenak untuk bersantai. Rasanya begitu tenang, kerja bagus diriku hari ini...

Ding dong

... Siapa malam-malam begini bertamu. Siapapun itu aku tidak akan membukanya.

“... ”

Apakah dia sudah pergi?

*Insert your handphone ringtone songs*

“... Siapa sih. ”

Aku beranjak dari bak mandi, memakai handuk dan berjalan mengambil hp.

“Halo? Sudah kubilang jangan datang di malam hari! ”
“Tapi, tugas kita—”
“Jangan banyak alasan, itu kan masih bisa dilanjutkan besok, salahmu tidak datang di perkumpulan siang hari, pulanglah. ”
“(M/n) —! ”

Dia teman sekelasku di kampus, kita sekelompok ada lima orang, namun hanya dia yang tidak datang di siang hari. Menyebalkan sekali mengganggu orang malam hari.

*Klik*

“Suara apa itu? ”

*Klang*

“Tidak mungkin... ”
“Yo, (M/n)! ”
“Apa yang kau lakukan! Membuka paksa rumah orang! ”

Aku berlari dan mencoba mendorongnya keluar. Tapi malah aku yang terjatuh dan ia menindih tubuhku. Ditekannya tubuhku ke lantai yang dingin.

“Tubuh yang bagus, sayang sekali jika langsung di makan. ”
“Le-lepaskan aku... ”

Aku berbalik dan menatap dengan takut, matanya merah. Dia... Ghoul?

“Siapapun, tolong! ”
“Percuma saja kau berteriak, aku sudah membereskan orang di sekitar untuk persiapan hari ini, termasuk kecelakaan tadi sore. ”
“Kenapa...? ” mataku berkaca-kaca, “kenapa aku? ”
“Tentu saja karena aku sangat menyukaimu, terutama aromamu (M/n). ”

Air mata sudah mengalir di pipiku, isak tangisku masih kucoba tahan, tubuhku gemetar dan tak berdaya. Apakah ini akhir hayatku?

“Tenang saja, aku akan memanjakanmu sebelum menyantap dirimu nanti, ” bisiknya di telingaku.

Dia menjilat leherku dan menggigitnya sampai darah keluar.

“Ukh! ”

Sakit, sakit, pandanganku juga memudar.

“Hey, jangan pingsan terlalu cepat, temani aku, ” tangannya dengan kuku yang tajam, menggores luka perlahan namun dalam di punggungku.
“AAAGH! Ku-kumohon... hentikan... uuh.”
“(M/n) tidak sabaran sekali ya. ”

Tiba-tiba ia tekan kepalaku ke lantai sampai aku kesulitan bernapas.

“Uumph! Ngh! ”
“Kutarik begini,” dia memegang pinggangku, lalu, “dan masukkan! ”
“Aaah! ”
“Sempit sekali, (M/n) rileks, rileks, ah? Kau sudah keluar begini saja? Apa rasa sakit merangsangmu juga? Tak kusangka kau seorang masokis, heh. ”

Dia... Penisnya dimasukkan ke dalamku? Perutku sangat sakit, mual, ingin muntah.

“Uhuk! Haa... ”
“Rupanya kau lari kesini, Ghoul. ”
“Kau—”

Dapat kulihat samar-samar sosok berjubah putih di depanku, sebelum kesadaranku hilang ketika melihat darah yang begitu banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapat kulihat samar-samar sosok berjubah putih di depanku, sebelum kesadaranku hilang ketika melihat darah yang begitu banyak.

“Bertahanlah— Ambulan—”
“Tidak... jelas... ”

***

“Tidak! ”
“Haa... Haah.... ”

Aku bangun di ruangan serba putih. Sendiri, sepi, dan terang. Sudah pagi. Kuraba perlahan tubuhku, penuh dengan perban. Masih sakit, namun sudah tidak ada darah yang keluar lagi dari tubuhku.

“Hey, kau bangun juga akhirnya. ”
“Anda...? ”
“Arima Kishou, orang yang membawamu kemari. ”
“Terimakasih banyak, ” perlahan kuraih tangannya dan memegangnya dengan gemetar.

“Bukan masalah. Dari awal aku memang mengejar Ghoul itu, kau yang membuatnya keluar, jadi itu membantuku juga. ”
“Ahaha... jika di ingat-ingat, dia sering sekali menyentuh dan mengikutiku belakangan ini.... ”
“Untuk keamananmu, apa kau bersedia ikut denganku? Aku akan melatihmu sendiri nantinya. ”
“Akan... aku pikirkan nanti. ”

Arima berdiri dan berjalan meninggalkanku.

“Aku akan kembali lagi. ”
“Baik.”

***
(Beberapa bulan kemudian)

“Tidak usah memamerkan baju barumu itu, aku sudah melihatnya. ”
“Aku tidak sedang pamer! ”
“Cocok denganmu, baju putih itu. ”

Arima tersenyum tipis.

“Makasih, Arima—”
“Sekarang ayo pergi untuk bekerja. ”
“Baik! ”

Berkatnya, aku dapat melupakan traumaku, dan kini akulah yang akan memburu Ghoul itu.

_______________________________________________

Double update hari ini~
Semoga suka~

[IDN] One Shot (Male Character x Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang