CHAPTER 8 [PARENTS]

2.5K 345 21
                                    

"Syukurlah ayah dan ibuku terlihat sudah akur lagi... Yah... Walaupun bukan ayah atau ibu kandungku... Aku sangat menyayangi mereka"

"Aku ingin balas budi pada mereka... Jadi, aku ingin belajar dengan lebih giat dan membanggakan mereka" pikir Misaki

"Jika bukan karena mereka aku tidak akan duduk disini" Gumam Misaki pelan

"Berhentilah melamun... aku akan memakan semua bentomu" ujar sahabatnya yang begitu semangat menghabiskan bento Misaki

"Apa ibumu tidak memasak dirumah? " tanya Misaki sembari mengerutkan keningnya

"Bibirmu tidak ada remnya" Ujar sahabatnya itu, namun masih juga menikmati bento Misaki

"Haaaaah...

" Nah Misaki, hari ini kau diantar mobil berbeda"

"Yah.. Ayah membeli mobil baru untukku. Ia dan Ibu khawatir jika aku bergabung dengan ketiga bocah SD, aku akan ikut-ikutan tertular melakukan kekacauan seperti mereka"

"Sial! Mengapa Keluargamu kaya raya?! " Teriak sahabatnya itu

"Kengo, kau ingin ku pukul? " tanya Misaki

"Heee... Kalau begitu bagaimana kalau besok kita mengerjakan tugasnya di rumah Kaminaga-kun, sekalian menginap" ujar teman kelasnya yang lain

"Kalian jangan sembarangan memutuskan" ujar Misaki

Entah mengapa kini ia keringat dingin tak karuan

"Tidak ada salahnya. kita bertiga perlu segera menyelesaikannya, kau tidak ingin dihukum berdiri lagi di luar bukan ?apa kau ingin ke rumahku lagi?" tanya Kengo.

Misaki bergidik mendengarnya. Ia pernah berkunjung ke rumah Kengo, namun karena tempatnya adalah kuil di atas bukit, mereka harus mendaki begitu banyak anak tangga.

"Misaki bahkan harus menelpon ayahnya untuk menjemput, dasar pecundang ketinggian" ujar Kengo.

"Haah... Baiklah-baiklah, aku akan mengatakannya pada ibuku" ujar Misaki

"Kau benar aku belum pernah melihat ibumu" ujar Kengo.

"Ibu Misaki-kun kira-kira orang seperti apa? Beliau selalu memberi Misaki Bento enak... Aku ingin sekali bertemu dengan beliau" ujar suara lainnya

"Kau lagi-lagi tidak permisi" ujar Misaki ketika sumpit lainnya ikut-ikutan mengeroyoki bentonya.

"Rihito, kau dan kengo benar-benar tidak punya kemaluan" ujar Misaki

"Tidak tahu malu. Kau benar-benar tidak bisa memilih bahasamu. Apa kau orang asing? " tanya Kengo lagi

"Kalian benar-benar tidak melihatnya? Padahal Ibu selalu mengantar bocah-bocah digedung sebelah"

"Aah... Aku tidak pernah lewat pintu itu, semuanya bocah berdada rata" ujar Kengo

"Karena mereka bocah, kau bodoh! " ujar Rihito sembari memukuli kepala kengo dengan sumpit.

"Kurasa... Mereka bahkan tidak tahu ibuku seorang Omega. Ketika aku masih dibangku sekolah dasar, aku selalu marah jika ada yang mengantarku... Aku malu mengingat masa kecilku" pikir Misaki sambil menutupi wajahnya

.

.

.

.

Siang itu, ketika ia kembali, ketiga adiknya bersama sang ibu sudah berada di rumah. Sang ayah juga sudah kembali.

Namun, ia terlalu lelah walaupun hanya sekedar untuk bercengkrama jadi ia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa dan terlelap begitu saja

PRIDE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang