Susu

5.9K 786 26
                                    

"Capek gak?"

"Mau gantian?" Mark tertawa mendengar pertanyaan kekasihnya yang juga sudah memasang wajah apakah-perlu-bertanya. Tangannya lalu meluruskan kaki Haechan hingga membuatnya melintang di atas kakinya dan segera memijatnya perlahan. Berusaha mengurangi pegal-pegal yang lebih muda setelah seharian beraktivitas. Haechan membiarkan tangan kekasihnya merabai betis telanjangnya dan lebih memilih memakan camilannya, sambil sesekali menyuapi Mark. Terberkatilah kebiasaan Haechan yang senang mengenakan celana pendek, sehingga memudahkan pergerakan Mark.

"Aku pernah bilang gak sih kalau kamu tuh cantik banget?"

"Sambil megang-megang banget?" Mark kembali tertawa mendengar kalimat kekasihnya yang apa adanya. Pura-pura malu padahal telinga dan pipinya sudah memerah malu karena perlakuan Mark, juga telunjuk yang sesekali mengarahkan tangan Mark untuk memijat di area yang dirasanya memerlukan pijatan pria itu.

"Aku harus berhenti dulu biar bisa muji kamu cantik?" Pelototan tajam diterima Mark sebagai jawabannya, karena Haechan tidak mau jika pijatan sang kekasih berhenti. Enak saja, dirinya sudah cukup lelah membawa dua bayi Mark, mana mungkin melewatkan kesempatan untuk dipijati pria itu? Belum sempat menjawab pertanyaan Mark, Haechan justru dihampiri oleh sang kakak.

"Gak mau." Bantah Haechan kesal saat melihat sosok di hadapannya membawa sebuah gelas berisi susu untuknya, mengganggu acaranya dengan sang kekasih.

"Gak usah manja. Ini sama kayak susu yang tadi pagi kamu minum." Hendery langsung memaksa Haechan menerima gelas di tangannya. Dan menyilangkan tangan di hadapan Haechan, menunggunya untuk menghabiskan minumannya. Berada dekat sang kekasih, Hendery menyadari adiknya menjadi lebih manja, membuatnya harus berusaha ekstra keras jika ingin Haechan menurutinya. Padahal biasanya Haechan selalu menghabiskan jatah susunya dengan baik, tanpa banyak protes.

"Babe... " bujuk Mark pelan, mencoba membuat kekasihnya mau menghabiskan susu yang dibuatkan oleh kakaknya. "Katanya mau minum buat adek." Mendengar kalimat lembut kekasihnya, Haechan mendengus tidak suka. Terpaksa mengambil gelas yang disodorkan kepadanya dan mengalihkan pandangannya dari sang kakak sebelum menyeruput minumannya sedikit demi sedikit.

"Bucin!" Ledek Hendery lalu duduk di lantai di hadapan Haechan, tangannya memegang remote televisi yang sudah pasti tidak ditonton kedua orang tuanya, dan menggantinya dengan acara yang ingin disaksikannya. Pria itu kemudian menengadahkan kepalanya ke belakang hingga menempel ke perut adiknya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat Haechan kegelian karena tingkah kakak semata wayangnya itu. Juga karena bayi di dalam kandungannya ikut menendang, seakan ingin ikut bermain dengan uncle Dery-nya, sehingga Haechan sedikit kewalahan menenangkan kedua bayinya.

"Mamaaaaa, kakaknya nakal." Adunya kepada Ten, yang hanya tertawa melihat Haechan diapit oleh dua pria. Satu sibuk menciumi perut bulatnya dan satunya sibuk memegangi tangannya yang ingin menjambak Hendery. Dan semakin merengek ketika aduannya justru diabaikan oleh kedua orang tuanya yang semakin mesra. Juga karena Hendery yang semakin menggodai karena tahu rengekan adiknya tidak akan ditanggapi oleh Ten maupun Johnny.

"Kamu tuh ganggu Mama Papa pacaran, tau gak." Ejek Hendery, membuat bibir Haechan semakin maju karena cemberut, menghasilkan gelak tawa Mark karena tangan kekasihnya tidak berhenti memukuli kakaknya.

"Mamaaaaaaa."

***

Foto MH menikah yang diupload setelah Mark Awards, disimpan buat chapter-chapter depan ya hshshshs

Close to YouWhere stories live. Discover now