Iri

5.6K 823 69
                                    

"Kenapa?" Tanya Hendery saat menyadari arah tatapan adiknya menuju ke papa dan mamanya. Menonton acara televisi, Haechan dan Hendery memposisikan diri di sofa yang berada di samping orang tua mereka. Membuat keduanya menyaksikan bagaimana Ten menyandarkan diri di dada Johnny dan tangan Johnny mengelus surainya. Lengkap dengan tatapan lembut yang diberikan sang papa ketika tawa Ten mengalun karena tontonan mereka.

"Gapapa." Balas Haechan cepat, memaksakan senyumnya terkembang demi membuat kakaknya percaya kebohongannya dengan mudah. Tanpa banyak kata, pria yang lebih tua lalu menggunakan tangannya kirinya untuk menggenggam tangan adiknya dan tangan kanannya mengelus perut yang sudah mulai membuncit. Menyalurkan sebagian energi positifnya kepada yang lebih muda. Haechan lalu menggigit  bibirnya, menahan isak tangis yang hampir meluber karena perlakuan kakaknya.

"Chan, kayak papa bilang. Kamu boleh repotin papa, boleh repotin kakak. Oke ya?" Tawar Hendery pelan, mencoba membuat adiknya tidak semakin histeris. Bukan sekali dua kali Hendery mendapati tatapan adiknya kepada orang tua mereka, tidak memungkiri kenyataan Haechan pasti menginginkan adanya sosok suami yang mendampinginya.
Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya yang sudah berada di bahu yang lebih tua, melepaskan isak tangisnya hingga membasahi pakaian yang dikenakan sang kakak, hingga Johnny dan Ten menoleh bingung karena suara isakan anak bungsu mereka di pelukan Hendery. Yang diperhatikan hanya menggeleng lemah, sama bingungnya karena Haechan yang justru semakin sibuk menangis.

Mama, mau Kak Mark.

***

Close to YouWhere stories live. Discover now