Perkara Mangga & Batagor

970 42 3
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Melihat mereka, kamu akan mengenang semuanya."

Suara ketukan pada pintu membuat Regas melangkah mendekati pintu dan membukanya, disana tampak Reza yang menenteng satu kantong plastik yang cukup besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan pada pintu membuat Regas melangkah mendekati pintu dan membukanya, disana tampak Reza yang menenteng satu kantong plastik yang cukup besar.

"Tuan sudah datang?"

"Tidak perlu memanggilku tuan, kamu sama seperti Bara bagi Ziva, panggil saja Reza," kekeh Reza disambut senyuman oleh Regas, memang benar Faro memintanya memanggil mereka dengan sebutan yang akrab, seperti Ziva dan Bara, bahkan Faro juga meminta Regas memanggilnya ayah, seperti kedua anaknya, hanya saja untuk urusan Reza, Regas belum terbiasa untuk itu.

"Dimana ayah dan Ziva?" Tanya Reza melangkah masuk diikuti Regas setelah kembali menutup pintu.

"Ayah sedang sholat, sedangkan Bara dan kedua wanita itu belum kembali setelah acara melarikan diri mereka," ucap Regas mempersilahkan Reza duduk dan berlalu untuk meminta bi Siti, asisten rumah tangga mereka untuk membuatkan minum.

"Melarikan diri?" Tanya Reza pada Regas yang baru saja kembali, Reza meletakkan belanjaan yang dibawanya pada meja, berisi beberapa makanan ringan, juga jajanan lainnya.

"Ya, seperti biasa, ketiga orang itu tidak bisa ditaruh di satu tempat, kau tau kenapa?" Tanya Regas membuat Reza tertawa pelan.

"Kenapa?"

"Karena itu akan menimbulkan lubang hitam yang berbahaya," ucapnya menakut-nakuti Reza, namun laki-yitu malah terkekeh.

Melanjutkan obrolan mereka mengenai topik-topik ringan yang biasa mereka bahas, seperti bisnis, Ziva, dan juga gosip lainnya yang biasanya dibicarakan oleh kaum pria.

"Loh Reza sudah lama datang?" Tanya Faro yang baru saja menuruni tangga, Regas dengan sigap menghampiri ayah angkatnya dan membantunya menuruni tangga mengingat Faro yang baru saja keluar dari rumah sakit.

"Assalamualaikum ayah, Reza baru sampai kok, ayah gimana?" Tanya Reza menyalami Faro yang baru saja duduk di sofa yang berada di hadapannya.

"Waalaikumsalam, seperti yang kamu lihat, sudah seperti baru," gurau Faro membuat Regas dan Reza menahan tawa.

"Alhamdulillah," ucap Reza kembali duduk di tempat semula.

"Loh ini, kamu bawa apa?" Tanya Faro melihat belanjaan yang dibawa oleh Reza sebelumnya.

"Itu Reza bawa martabak kesukaan ayah, sama cemilan kesukaan Ziva," jawabnya membuat Faro tersenyum.

I'm (not) a NavilleraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang