Bab 3

19 8 0
                                    

Senyumanmu membuat mataku terpaku.

---

"Udah telat nih pasti. Pati bakal dihukum beresin gudang, WC, perpustakaan, terus apalagi ya." Nah, baru saja pagi hari, pikiran Ilham sudah dikuasai oleh sisi negatif. Pagi ini Ilham terlambat, pasalnya malam tadi ia nongkrong sampai larut dan lupa bahwasannya besoknya ia sekolah.

"BU! ADE LANGSUNG BERANGKAT YA," teriak Ilham yang masih berjalan menuruni tangga serta membenarkan kemeja sekolahnya. Ia langsung ke arah halaman depan rumah untuk menghampiri motor kesayangannya. "Belum dikeluarin ternyata," gumam Ilham dan dengan terburu-buru ia pergi ke garasi.

Tanpa berpikir lama, Ilham mengendarai motornya dan melaju dengan kecepatan sedikit kencang. Dan sialnya, hari ini jalan yang menuju tempat sekolah Ilham macet. Alhasil, laki – laki yang menyukai sastra ini terjebak dalam lautan asap kendaraan. Suara klakson tidak henti masuk ke dalam gendang telingan Ilham yang membuat si empu berdecak kesal.

"Pasrah deh! Udah pasti telat!" gerutu seorang pemuda yang sesekali melihat jam yang melingkar ditangannya. "Mana lama banget ini lampu merah. Ck," decak laki-laki yang bername tag Ilham. Sedetik lagi lampu merah akan berganti, dengan gas yang sudah dipullkan, Ilham langsung melenjat pergi menghiraukan umpatan-umpatan yang dikeluarkan oleh pengendara lain.

"Ah, mantap banget," ujar Ilham kala matanya menatap gerbang dengan nama sekolahnya tertutup rapi. Matanya juga menatap beberapa orang yang sama sepertinya, terlambat. Dengan kecepatan motor yang sedang, Ilham pun menghampiri gerbang sekolah yang sudah ada beberapa anggota OSIS yang sedang berjaga.

"Udah tahu terlambat! Masih aja ngejalanin motornya santai," celetuk siswi anggota OSIS kala Ilham baru saja sampai di depan gerbang dan turun dari motor maticnya. Ilham mengerutkan dahinya. "Nyindir saya?" tanya Ilham serta menunjuk dirinya sendiri. Dengan polos anggota OSIS itu menganggukkan kepalanya. "Terus kalau bukan lo siapa?" tanyanya balik dengan ketus.

"Siapa tahu 'kan pada orang yang disebelah kanan saya," ujar Ilham serta melirik sebelah kanan yang tidak ada siapa-siapa. Anggota OSIS tadi, memelototkan matanya pada Ilham yang terdiam tenang.

"Udah, jangan dilanjutin debatnya. Nanti Pak Ketu tahu, berabe," lerai seorang perempuan yang berada di belakang siswi tadi, kala melihat sebuah perdebatan kecil.

Perempuan tadi menoleh menatap temannya yang baru datang. "Tuh, dia. Orangnya ngeselin," ujar perempuan itu. Teman perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya. "Udah sana! Lo urusin yang lain," ujar perempuan itu. Dan perempuan itu pun meninggalkan Ilham beserta temannya.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah laku temannya itu. "Sorry ya. Namanya siapa?" ujar perempuan itu pada Ilham yang sedari tadi diam termatung.

Ilham termangu kala melihat lengkungan bibir perempuan yang berada dihadapannya. "Masya allah. Senyumanmu kayak ngajak berumah tangga," ucap Ilham pelan.

"Hallo. Namanya siapa ya?" tanya perempuan itu serta melambaikan tangannya di depan wajah Ilham.

"Eh, sorry. Ilham," ucap Ilham kala seseorang menepuk pundaknya untuk kembali tersadar. Perempuan yang berada di depan Ilham pun menuliskan nama Ilham dibuku yang sedari tadi ia pegang. "Terima kasih," ucapnya dan langsung melenggang pergi menjauhi gerbang sekolah.

"Terpesona ya?" tanya seorang laki-laki yang berada di sebelah Ilham. Ilham menoleh. "Sotoy lo," balas Ilham dengan diakhiri kekehan ringan.

"Lusi. Namanya Lusi," ujar laki – laki yang berada disebelah kiri Ilham itu Ilham menoleh kepada laki – laki itu. "Atas dasar apa lo ngasih tahu nama dia?" tanya Ilham bingung, sebab dia tidak tahu laki – laki yang berada disampingnya itu. "Siapa tahu lo pengen tahu," jawab laki – laki itu.

Ilham menghela napasnya dan kembali menatap ke depan, tepatnya pada punggung perempuan yang katanya bernama Lusi. "Lusi. Nama yang bagus," monolog Ilham dengan senyum – senyum tidak jelasnya.

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya pintu gerbang dibukakan oleh satpam. "Tumben telat Ham?" tanya sang satpam pada Ilham yang biasanya laki-laki itu selalu datang pagi. Ilham tersenyum menanggapi ucapan satpam tersebut. "Mau ngerasain telat itu kayak gimana pak," balas Ilham membuat pak satpam terkekeh geli.

"Ada-ada aja kamu," balas satpam tersebut. Setelah percakapan ringan itu, Ilham pamit untuk masuk dan memberi sedikit semangat pada pak satpam.

Semua yang tadi terlambat, dikumpulkan terlebih dahulu di lapangan, guna mendapatkan hukuman. Entah ini sebuah kesialan atau keberuntungan bagi Ilham, pasalnya waktu belajar mengajar belum dimulai yang pasti banyak sekali siswa – siswi yang masih berlalu lalang diarea koridor yang mengelilingi lapangan.

Banyak pasang mata yang menatap ke arah lapangan, entah apa yang mereka sukai dengan berdiam berdiri dan senyum – senyum melihat seseorang dihukum. "Posisi push up," perintah Dirga, si ketua OSIS di sekolah Ilham.

Semuanya langsung menuruti perintah ketua OSIS tersebut, termasuk Ilham yang sebenarnya tidak mau melakukan itu. "Turun," perintah Dirga lagi, semuanya megikuti perintahnya lagi tanpa ada yang protes. "Naik," ucapnya lagi. Dan ucapan Dirga itu dilakukan sebanyak lima puluh kali, serta dilakukan oleh para laki-laki yang terlambat tanpa bantahan.

Mata Ilham menangkap dua sosok manusia yang sedang duduk selonjoran di koridor kelas, serta tertawa melihat wajah tertekuk Ilham. Mereka duduk santai serta mengacung sebuah botol mineral ke arah Ilham dan menggoyang – goyangkan botol tersebut.

Setelah hukumannya selesai, tanpa basa basi Ilham berdiri dan menghampiri kedua sohibnya itu. "Ledek aja terus ledek," ujar Ilham serta mentidurkan tubuhnya di atas lantai yang terlebih dahulu ia bersihkan. Beni dan Brandon terkekeh geli. "Tumben – tumbenan juga lo telat," ujar Beni serta mengibas-ngibaskan wajah Ilham.

"Gue mau tau rasanya telat gimana," jawab Ilham asal.

"Bego!" umpat Brandon serta memukul perut rata Ilham yang membuat sang empu terbangun dan mengiris sakit.

"Sakit kampret," pekik Ilham serta mengusap-ngusap perutnya.

Tbc

Mau bikin hati orang seneng gak? Kalau mau, coba tambahkan cerita ini ke perpustakaan atau reading list kalian, terus klik bintang kalau bisa komennya juga. Yakin deh, hal itu membuat hati orang lain seneng bahkan sampe jingkrak-jingkrak. hehehe.

Terima kasih yang sudah membaca dan melakukan hal yang tadi disebutkan.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

-me, titan

(I)Lusi (Selesai)Where stories live. Discover now