OS-CP2

444 33 21
                                    

Transmigrasi? bukankah itu hanya suatu bualan belaka, dan tidak mungkin terjadi bukan?

Tapi berbeda dengan kenyataan yang Aya dapatkan.

Syok mungkin itu lah yang ia rasakan, bagaimana bisa jiwanya bertransmigrasi?

Ia mencoba berfikir apa yang terjadi selanjutnya, tapi dia tidak bisa mengingat apapun.

Mungkinkah bukan hanya Rachel saja yang mengalami amnesia? Mungkinkah Aya juga?

Maybe...

Rita saat itu bingung dengan sikap Rachel, meski mengalami amnesia bukan berarti kebiasaan ikut berubah?

"Nona, ada apa?" Aya sangat merasa bingung dengan situasi saat ini, haruskah dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi atau dia harus menjalani kehidupan barunya di tubuh orang lain?

Jika dia mengatakan kenyataannya bukankah dia akan di anggap gila? Aya hanya bisa mengikuti alur yang telah di atur untuk saat ini.

"I'm fine" Rita merasa lega jika Rachel baik-baik saja tapi, raut wajah yang Rita lihat mengatakan hal lain.

Rita ingin bertanya kepada Rachel tapi, dia juga sangat paham betul sikap Rachel yang tidak suka orang lain terlalu memperhatikannya atau ingin tau begitu banyak hal yang ia pikirkan.

Rita dulunya adalah seorang OB di kantor keluarga Rachel, hingga suatu saat ia berhasil menyelamatkan nyawa ayah Rachel yang hampir tertembak saat itu.

Meski begitu nyawanya pun hampir terancam karena tembakan itu mengenai dirinya.

Karena ayah Rachel sangat merasa berhutang nyawa, ia mengangkat Rita sebagai karyawan kantor. Rita bekerja sangat rapih dan disiplin, hingga hari dimana ayah Rachel meninggal dia menitipkan Rachel dan perusahaan kepadanya.

Di situlah Rita merasa sangat bertanggung jawab penuh untuk menjaga Rachel.

Kesehatan Rachel hampir pulih secara total namun, dokter menyarankan Rachel untuk di rawat satu malam lagi.

"Nona Rachel, sudah pulih secara total. Tapi kami sarankan untuk tinggal satu malam lagi demi kesehatan nona juga." Aya hanya bisa mengatakan 'ya' untuk menjawab ucapan dokter itu.

" Baiklah." Mungkin Aya sudah tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan, dia juga tidak dapat mengingat siapa dirinya. hanya nama dan wajahnya lah yang ada di ingatannya.

Langit kelabu sudah berganti menjadi langit gelap yang di sinari cahaya bulan dan bertaburan bintang.

Di suatu ruangan suara isak tangis terdengar, Rita yang saat itu tengah berjalan untuk menuju meja resepsionis mendengar suara isakan dan melihat siapa yang menangis.

Dia berjalan menengok setiap kamar demi kamar hingga ia berhenti di depan kamar 12 reguler, dan membuka pintu secara perlahan.

" Nanda? " Merasa namanya di panggil, sang empu pun menengok ke arah pintu yang di buka.

Rita kaget melihat nanda yang menangis di depan ranjang pasien.

"Kenapa nangis Nanda?" Nanda langsung memeluk Rita saat itu juga.

" Aya mba, hiksss "

" Iya ada apa dengan aya? " Nanda hanya bisa menangis saat itu, Rita berusaha untuk menenangkannya dan membuat nanda bicara dengan tenang.

" A-aya, dia kembali koma mba." Setelah mengatakan itu tangisan nanda semakin menjadi, rita kaget saat itu juga.

Bagaimana bisa? Bukankah dia sudah berhasil melewatkan masa kritisnya? Lalu mengapa sekarang dia kembali koma?. Itulah yang ada di pikiran Rita.

OUR SOUL Where stories live. Discover now