L i m a b e l a s

10.4K 684 3
                                    

H.a.p.p.y.R.e.a.d.i.n.g

Penuhin kolom komentar setiap paragrafnya yaa :) jangan lupaa vote nya jugaa 😄

Penuhin kolom komentar setiap paragrafnya yaa :) jangan lupaa vote nya jugaa 😄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Assalamualaikum." Fathan membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang menempel pada kunci mobilnya.

"Waalaikumussalam." Umi menghampiri putranya yang tengah duduk di ruang tamu.

"Abi kemana, Mi?" Fathan mengedarkan pandangan mencari abinya.

"Abi sedang mengantar adikmu membeli buku."

Fathan mengernyit. "Tumben sekali dia tidak meminta Fathan?"

Umi tersenyum, "Mungkin dia tahu, kakaknya ini selalu pulang malam dan kelelahan."

Fathan mengangguk. Hendak bangkit menuju kamar jika perkataan Uminya kembali mengintrupsi hingga menghentikan langkahnya.

"Nak, tolong katakan pada Putri Letjen Ziyad, Umi ingin menemuinya besok, bisa?"

Fathan tertegun, Putri? Putri Letjen Ziyad? Putrinya yang mana. Bukankah dua-duanya juga Putri. "Putri?"

"Iya, yang kemarin kamu kenalkan pada Umi."

"Khiyara? Atau Khayra?" Fathan memastikkan takut-takut dirinya salah menyebut.

"Nak, Khayra."

"Khayra? Tapi, untuk apa Mi?" Fathan semakin dibuat tak mengerti. Namun, melihat Umi nya itu memberikan segelas air putih tak ayal membuat Fathan menerimanya.

"Katakan saja." Umi tersenyum. Namun, dibalik senyumnya itu seperti ada sesuatu yang Umi nya sembunyikan.

Fathan mengangguk, "Nanti Fathan akan sampaikan."

Umi menggeleng cepat, menatap Putranya "Tidak, sekarang nak."

Fathan semakin tak mengerti. Tak biasanya Uminya ini seperti ini. Bukan memaksa, hanya saja aneh. Segera Fathan meraih ponsel yang ada di saku celananya.

Mengetikkan beberapa pesan pada Khayra, kemudian segera mengirimnya tanpa melihat ekspresi yang ditunjukkan Umi nya ini sangat antusias. Tatkala Fathan menutup ponsel dan menatap Uminya, segera Uminya itu menyembunyikan ekspresi antusiasnya.

Fathan segera menuju kamarnya setelah semua perintah Uminya telah ia lakukan. Bahkan tanpa menunggu jawaban dari Khayra, Fathan segera memasukkan kembali ponsel pada saku celananya.

Entah mengapa perasaan aneh yang muncul dalam dirinya tak bisa ia enyahkan begitu saja. Berbagai pemikiran selalu timbul entah dari arah mana saja. Hingga pada saat waktu menujukkan pukul 10 malam, Fathan mendengar ponselnya berbunyi.

Single Sampai Sah [COMPLETED]Where stories live. Discover now