E m p a t p u l u h e n a m

8.6K 570 33
                                    

Jam berapa kalian baca chapter ini?

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Jam berapa kalian baca chapter ini?

Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar di tiap line nya!!

Terimakasih yang sudah mau vote dan komen ❤️

Happy Reading

Enjoy it!

Pagi itu semua keluarganya kembali disibukkan oleh segala macam keperluan dalam pernikahan Khayra. Khayra yang tengah membereskan barang-barang miliknya di kamar tersentak begitu menyadari jika suadara kembarnya sudah memasuki kamar.

"Aya."

"Hmm?"

"Besok pernikahanmu."

Khayra mengangguk dan menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Aku jadi tak tega meninggalkan ayah dan bunda sendiri disini."

"Aku saja yang baru tinggal bersama mereka kurang dari setahun merasa tak tega apalagi denganmu yang memang sejak kecil selalu bersamanya. Pasti sangat berat bukan?"

"Disisi lain aku sangat bersyukur." Khiyara meraih tangan saudara kembarnya.

"Kenapa?" Khayra mengernyit sesekali memandanga lengannya.

"Jika kamu tak menikah dengan Kak Fathan kamu akan tetap tinggal di LA-"

"Ya, dan pada akhirnya dia tak menjadi kakak iparku bukan?" Khayra tertawa dengan sebelah alisnya terangkat mengingat perkataan Khiyara pada waktu itu.

Khiyara pun yang menyadari sama tertawanya. Entah mengapa dahulu ia begitu sangat berharap Fathan akan menikah dengannya, walaupun ia tahu hati laki-laki itu seperti sedang mengharapkan kedatangan orang lain. Dan benar saja, ketika bertemu dengan Khayra perangainya berubah begitu saja.

Ah, memikirkan laki-laki lain membuat Khiyara menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bahkan sudah akan menikah pun panggilanmu tetap tak berubah."

"Assalamualaikum."

Baru saja Khayra membuka mulutnya berniat menjawab perkataan Khiyara, ia dibuat terkejut entah yang keberapa kalinya. Kali ini keterkejutan itu diiringi dengan senyuman bahagia yang terukir begitu saja.

Khayra bangkit dan segera menghampiri Noah. Ya, laki-laki itu kini berdiri di ambang pintu dengan tersenyum kikuk padanya.

"Tell me why don't you let me know when you're going here, Noah!" Khayra memandang tajam Noah dengan raut kesalnya. Seharian ia dibuat uring-uringan karena laki-laki di hadapannya ini mengundur jadwal keberangkatannya ke Indonesia karena ada rapat pimpinan dengan perusahaan besar lainnya di Amerika.

"I'm sorry, I didn't have time to tell you. When I arrived I waited for your grandparents." disisi lain Khayra bahagia, ia akan benar-benar kecewa jika sahabat yang sudah ia anggap kakak itu akan melewatkan hari pernikahannya.

Single Sampai Sah [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt