0 8

104 96 22
                                    

"Hubungan tak selalu harus terikat oleh  darah, keluarga, atau pun sosial."

-Rasbella Yunara

____


"Kemana Yah?." Tanya ku lagi.

"Kerumah calon besan." Jawab nya santai.

"Apa?!." Aku melotot mendengar Ayah akan mengajak ku ke rumah Ahmad.

Sudah diduga ini akan terjadi.

"Mau ngapain sih Yah?, kan pernikahannya besok." Lanjut ku lagi tidak bersemangat.

"Sudah kamu siap-siap saja, jangan banyak bertanya."

"Tapi Yah ak__"

"Gak ada tapi-tapian Bella, sekarang siap-siap." Potong Ayah ku cepat.

Aku menuju kamar dengan kesal, Ayah selalu begitu, tidak bisa dibantah. Dan entah kenapa aku tidak bisa menolak nya, hanya dia yang aku punya di dunia ini.

Aku melemparkan tas selempang ku ke sembarang arah, tidak peduli kalau kamar ini akan jadi seperti kapal pecah nantinya. Lagi pula kamar ku memang sudah berantakan, aku tidak sempat membereskan nya, sebenar nya bukan tidak sempat. Lebih tepat nya tidak ingin, untuk apa melakukan pekerjaan itu sendiri kalau ada pembantu yang akan melakukan nya. Pun mereka juga di bayar disini.

Baik, sekarang aku akan mandi. Ingin sekali mandi berjam-jam agar Ayah tidak jadi mengajak ku. Tapi Ayah tetap lah Ayah, tidak bisa dibantah. Selain itu aku juga akan sakit karena terlalu lama berendam di air, itu akan sangat merugikan ku. Hey, Rasbella, bukankah itu ide yang bagus agar pernikahan gila itu tidak terjadi?, kalau benar tidak akan terjadi aku pasti akan melakukannya, tapi aku tidak yakin kalau Ayah akan membatalkan pernikahan itu. Bagaimana kalau Ayah hanya menundanya?

Itu tidak ada bedanya bukan?

Ah sudahlah, rasanya kepala ku ingin meledak memikirkan tentang pernikahan.  Sebelum benar-benar meledak, aku harus cepat bersiap-siap atau Ayah akan menyumpah serapahi ku.

Selang beberapa waktu kemudian, aku keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar, dan rambut yang basah. Di lemari, aku mengambil sebuah handuk kecil berwarna merah, lantas langsung mengunakan nya untuk mengeringkan rambut.

Sepuluh menit berlalu. Aku sudah siap sekarang, dengan segera aku menuju ke lantai bawah dimana Ayah berada, akan ku tebak, Ayah pasti akan mendumel nanti karena aku sangat lama bersiap-siap.

"Sudah selesai siap-siap nya?."

Apa ini? Kenapa Ayah tidak marah? seharusnya aku bersyukur karena dia tidak memarahi ku, tapi ini sangat aneh, apa karena ingin bertemu calon besan? Bisa jadi.

"I-ya udah."

"Kita akan berangkat sekarang." Ayah berdiri lalu mengambil kunci mobil dan pergi keluar rumah. Disusul oleh ku di belakang nya.

°°°

Kami sampai di depan rumah yang besar, tapi tidak sebesar rumah ku sih. Kami segera turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam rumah tersebut. Ayah membunyikan bel rumah itu dan detik berikutnya,

Cklek!

"Oh kalian sudah datang ternyata." Tante Aina sempat terkejut mendapati kami sudah disini.

Aku mencium punggung tangan wanita itu dengan menampilkan senyum palsu. "Halo tante." Aku menyapa nya dengan senyum palsu terbaik ku.

My Husband and His Drama(Hiatus)Where stories live. Discover now