1 6

72 59 9
                                    

"Untuk sementara waktu ini, duniaku terasa abu-abu, tidak jelas mana yang putih dan mana yang hitam. Aku terjebak dalam kebingungan."

-Rasbella Yunara

_____

Ahmad sampai di depan sebuah rumah yang tidak terlalu mewah, tapi tidak terlalu sederhana juga, lumayan bagus, itu adalah rumah Vilsan. Dia mulai menjejakkan kakinya kedalam pekarangan rumah hingga sampai di depan pintu.

Tok tok tok!

"Assalamualaikum."

Cklek!

Hanya dengan tiga kali ketukan, pintu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang seusia dengan Bunda Aina. Wanita itu berambut sebahu berwarna hitam pekat, mata nya sedikit kebiruan seperti milik Vilsan, kulit nya kuning langsat dan memiliki bibir yang tipis sekali.

"Waalaikumsalam."

Wanita itu tersenyum kecil, "teman nya Vilsan?" Tanya wanita itu.

Ahmad mengangguk, "Iya Tante." Jawab nya lalu mencium punggung tangan wanita itu.

"Ayo nak silahkan masuk." Katanya mempersilahkan, sambil melangkah ke samping memberi jalan.

Ahmad masuk ke dalam rumah kemudian memperhatikan setiap sudut rumah tersebut, "Kamu duduk dulu, biar tante panggil Vilsan." Perintah wanita berambut sebahu itu lalu melangkah pergi.

"Lo udah dateng." Suara seseorang yang terdengar dari arah lantai atas membuat Ahmad mendongak.

"Buruan turun Vil,"

"Iya iya gak sabaran amat lo."

Vilsan menuruni tangga dengan langkah cepat, "Udah berapa lama nunggu?"

"Barusan kok."

Vilsan hanya manggut-manggut mengerti lalu duduk bersebelahan dengan Ahmad.

"Aku harus ngapain dulu?"

"Emm," Vilsan terlihat berpikir, "kaya nya dari bahasa lo deh."

"Emang nya ada yang salah sama bahasa ku?"

"Bukan gitu, lo jangan pake aku-kamu tapi lo-gue. Karena itu yang membuat lo semakin tambah cupu." 

Ahmad memasang wajah datar, "tapi aku gak bisa Vil, nanti kedengeran aneh."

"Coba dulu lah, lo harus percaya diri, atau lo gak akan berhasil."

"Gue jamin deh."

Ahmad terlihat ragu, "Kamu yakin kan Vil?" Tanyanya.

"Yaelah Mad, gak percayaan amat lo sama gue."

"Oke, aku percaya." Katanya lagi tanpa keraguan.

Wanita berambut sebahu itu berjalan mendekat ke ruang tamu dengan nampan berisi dua gelas teh dan beberapa biskuit, kemudian meletakkannya di meja.

"Silahkan di minum teh nya, maaf karena cuma ini yang bisa tante sajikan." Wanita itu terlihat tidak enak hati.

Ahmad mengulum senyum, "Gak papa tante, ini aja udah cukup, seharusnya tante gak perlu repot."

My Husband and His Drama(Hiatus)Where stories live. Discover now