21

49 10 0
                                    

David menengok kebelakang guna mengecek keadaan Nesya dan Nana, tapi ia tak mendapati keduanya dibelakang. Ketika ia sadar ternyata Nana berjalan disampingnya dengan menggendong ransel dipundaknya, tapi ia tidak melihat Nesya?

"Na, Nesya mana?"

"Itu Nesya ada di bel-"

"Loh Nesya kemana?" ujar Nana malah bertanya balik, membuat David bingung.

"Ren, Nesya kemana?" Nana bertanya kepada Rendy yang ada dibelakangnya, sedangkan Rendy mengerutkan keningnya bingung.

"Lah bukannya sama lu? Kan dari tadi lu yang ngerangkulin tangannya mulu?"

"Iya tadi dia emang sama gue, tapi dia nyuruh gue buat jalan duluan didepan. Kan lu yang ada dibelakang dia, masa nggak tau dia kemana?"

David mengumpat kesal.

"Gua kan dari tadi nengok kebelakang buat jaga-jaga siapa tau zombienya datang tiba-tiba dari belakang. Ya gua mana tau kalo Nesya ilang."

Nana geram sekaligus panik mendengar penuturan Rendy tersebut.

"Tapi kan, lu yang tadi ada dibelakang dia!!" Nada bicara Nana semakin meninggi membuat teman yang lain terkejut dan menghampiri ketiganya.

"Kenapa sih?" tanya Aurel.

David berdecak kemudian hendak pergi, namun dihadang oleh Rendy membuat David menjadi semakin kesal.

"Minggir!"
_________

Nesya merutuki dirinya sendiri, ia bodoh sekali karena telah berpisah dengan rombongan teman-temannya. Ia ingin kembali bergabung dengan teman-temannya, tapi setelah dipikir-pikir kembali --tidak mungkin. Karena saat ini ia sudah berjalan jauh sekali dan karena ia juga penasaran dengan sosok bayangan laki-laki yang ia yakini itu adalah Yoga.

Saat ini Nesya hanya berjarak beberapa meter dengan sosok laki-laki tersebut. Laki-laki itu memunggungi dirinya, yang membuat Nesya tidak dapat menebak dengan jelas, siapa sebenarnya sosok laki-laki itu.

Nesya meneguk salivanya, sebenarnya ia curiga bahwa sosok laki-laki yang ada dihadapannya saat ini bukanlah manusia melainkan zombie? Tapi, masa iya zombie bisa melambaikan tangan, terlebih kepada dirinya.

"Yoga." Nesya memanggil dengan nada lirih, namun tidak ada respon dari laki-laki didepannya. Kemudian Nesya kembali berjalan mendekati laki-laki tersebut, saat ini jarak diantara keduanya hanya satu meter.

"Yoga." Nesya kembali memanggil dengan nada lirih, dan masih tidak ada respon darinya.

"Yog," Nesya memegang pundak laki-laki itu.

'CTEKK!
_________

"Dav, kita nggak punya banyak waktu. Bomnya bakalan meledak sebentar lagi, kita harus cepet pergi," ujar Rendy berusaha meyakinkan David untuk segera pergi dari tempat itu. Sedangkan David menatap nyalang laki-laki dihadapannya itu.

"Kalian duluan aja," ujar David berjalan berlalu, menghiraukan ucapan Rendy. Nana yang melihat itu, hendak berjalan mengikuti David namun dicekal oleh Juna.

"Na, kita harus pergi." Nana menatap sengit laki-laki dihadapannya, dan menghempaskan cekalan tangannya dengan keras.

"Berisik!"

"Na, Juna bener, kita harus cepet pergi dari sini. Karena kita nggak punya banyak waktu, bisa aja bom itu meledak kapan aja." ucapan dari Livia mampu menghentikan langkah Nana, Nana berbalik menatap Livia dengan tajam.

"Terus lo mau ninggalin Nesya sendirian disini gitu? Dan lo mau ninggalin David sendirian juga disini? Nggak! Cukup Yoga yang jadi korban?!"

Semuanya terdiam mendengar ucapan Nana.

Zombies In Your Area {ZIYA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang