6

662 27 9
                                    

Hyunbin melangkahkan kaki dengan penuh kepercayaan diri, mendekat pada manager toko yang terlihat terkejut dengan kedatangannya. Ia tersenyum saja sembari mengulurkan jabat tangannya dan menatap tajam ke manager hotel.

"Perkenalkan aku Shin Hyunbin, kapten divisi kriminal berat," kata Hyunbin yang semakin mengeratkan pegangan tangannya pada tangan si manager yang semakin terkejut dengan perkenalan Hyunbin, "Apakah benar jika kalian memiliki seorang pegawai bernama Hwang Renjun?"

Sang manager toko menganggukkan kepala, sorot matantya terlihat ketakutan.

"Kami ingin bertanya mengenai Hwang Renjun," kata Hyunbin.

"Memang ada apa dengan Renjun?" tanya sang manager.

"Dia ditemukan tewas di hulu sungai Han beberapa hari lalu, karena itulah kami saat ini sedang mencari pelakunya," jawab Hyunbin.

"Anda bisa bertanya - tanya didalam, silahkan..." ucap sang manager.

Hyunbin menolehkan kepala kearah belakang dan melihat Johnny yang justru tertegun menatap pada handphone, "Ya!!! Johnny suh... kau mau menyelidiki atau mau main?"

Johnny terlihat terkejut dengan panggilan dari Hyunbin, dengan tergesa - gesa ia memasukkan handphonenya dan segera menyusul Hyunbin yang melangkah mengikuti manager toko.

@@@@@

Jaehyun diam saja bahkan ketika Shotaro menempelkan jas seharga 3 kali lipat gajinya dalam setahun di tubuhnya.

"Bagus hyung.. kau tambah tampan memakai ini," kata Shotaro.

"Terlalu mahal tuan muda, jangan..." tolak Jaehyun dengan suara lirih.

Shotaro menolehkan kepala mencari sosok kakaknya yang ternyata sedang duduk dibagian tunggu tanpa melihat kearah mereka. Kakak Shotaro itu lebih memilih sibuk dengan handphonenya meski sudah berada di pusat perbelanjaan seperti ini, Shotaro pikir kakaknya akan benar - benar memanjakannya dengan menuruti keinginan Shotaro untuk jalan - jalan, tetapi ternyata tetap saja Shotaro lebih ke jalan - jalan dengan Jaehyun. Ide nakal muncul di dalam otak, Shotaro mendekatkan kepalanya pada Jaehyun dan berbisik, "Tidak apa - apa... kan niichan yang menyuruhmu untuk beli. Ikut aku hyung... aku pilihkan yang lain untukmu juga."

"Tap..."

"Sudah tidak apa - apa..." kata Shotaro yang kemudian mengandeng tangan Jaehyun dan menariknya untuk menuju bagian lain.

Jaehyun lagi - lagi menurut, ia biarkan dirinya mengikuti langkah kaki Shotaro. Senyumannya tercipta, rasa nyaman berbahaya mulai muncul didalam dirinya dan semua kenyamana serta rasa bahagia itu menghilang saat melihat bekas kemerahan di belakang leher Shotaro.

Siapa yang telah berani menodai Shotaro - nya???

@@@@@

Sedari semalam, Haechan tidak menghidupkan notifikasi dari Red Room dan sialnya, ketika ia didalam ruang ganti, keinginannya untuk mengecek keadaan Red Room malam muncul. MUngkin karena didalam ruang ganti adalah tempat yang menurutnya paling aman untuk membuka Red Room. JAntungnya sudah terpacu hebat ketika ia melihat pemberitahuan di dalam ruangan jika Darker mengirimkan sesuatu, beruntung hanya sebuah foto biasa dan bukan gambar mayat seperti biasanya. Tetapi, dahi Haechan mengkerut, ia sepertinya mengenal globe yang dihiasi oleh akar - akar pohon ini.

Mata HAechan terbelalak lebar, ia meninggalkan pakaian yang sudah dipilihnya, melangkah dengan terburu - buru keluar dari toko dan terus melangkah hingga berada di bagian luar tepatnya pada beranda depan di bagian melingkar yang langsung tembus hingga ke lantai satu, dimana bola dunia yang sama persis dengan yang ada didalam foto Darker. Haechan menelan salivanya dengan begitu kasar, ini artinya Darker ada ditempat yang sama dengannya. Manusia berbahaya dengan hasrat seksual berbahaya.

Red Room - Where Sin is HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang