Ekstra Part 2

473 42 7
                                    

"Kau yakin ingin makan di sini? Aku bisa meminta seseorang untuk reservasi dan tentunya bisa memilih makanan yang lebih sehat untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin ingin makan di sini? Aku bisa meminta seseorang untuk reservasi dan tentunya bisa memilih makanan yang lebih sehat untukmu."

Untuk kesekian kalinya ocehan Geo masih berlanjut dari lift yang mereka tumpangi turun hingga mereka sudah memasuki sebuah kafe yang hanya berhalat dua departemen dari kantor pusat The Roussel.

Ini pertama kalinya Ariana ke tempat kerja Geo yang terlihat lebih mewah dan modern dari kantornya dulu di Landor. Ruangan Geo juga lebih bagus dari ekspetasi Ariana, karena posisi suaminya masih sebagai Kepala Divisi Akuntan.

"Tidak mau! Sejak kau membawa pulang cheese cake dari kafe ini, aku langsung jatuh cinta dengan rasa dan kelembutannya. Membayangkan saja air liurku sudah mengencer." Seketika Ariana meneguk liurnya sendiri sambil mengayun kecil tangan mereka yang bertaut menuju kasir untuk memesan pesanan mereka.

Bersyukur mereka kemari sebelum setengah jam dari jam istirahat, jadi mereka tidak perlu mengantre. Ariana memesan cheese cake dan coklat milk shake, sedangkan Geo memesan kopi hitam, Soupe a l'oignon* dan Crème brulee untuk mereka berdua.

Selagi menunggu pesanan mereka duduk di meja dekat kaca sebesar dinding dengan duduk berhadapan. Baru saja duduk, Ariana kembali berdiri mengatakan pada Geo ingin buang air kecil.

"Ingat--"

"Perhatikan langkah dan jangan cepat-cepat. Aku mengerti, Papa Geo." Ariana berdiri lalu mengecup bibir Geo dan berjalan menuju toilet.

Ketika Ariana ingin memasang celananya setelah buang air, ia mendengar dua wanita sedang berbicara menggunakan bahasa Inggris memasuki toilet.

"Kau lihat pria berambut pirang yang duduk sendirian di pojok dekat kaca tadi?"

"Ya, aku melihatnya. Sepertinya dia campuran Eropa-Asia."

Tanpa sengaja Ariana mendengarkan percakapan itu hingga ia menunda membuka pintu bilik WC-nya. Dari logat bicaranya bukan asli Eropa, melainkan AS.

"Aku juga berpikir seperti itu! Dia sangat tampan dan seksi. Apa kau lihat bahu bidangnya yang besar? Aku yakin di balik setelannya terdapat otot-otot yang mengencang. Jika dia mengajakku ONS, dengan suka rela aku bersedia!"

Kening Ariana berkerut tidak suka.

"Hayalanmu bagus sekali, tapi aku bertaruh dia tidak akan mengajakmu karena dia sudah menikah. Kau melewatkan cincin di jari manisnya."

Karena pengap, Ariana memutuskan keluar dari bilik lalu mencuci tangan sebelum keluar. Sekilas ia melihat kedua wanita itu mengenakan baju kantoran, sepertinya mereka bekerja di salah satu departemen daerah sini.

Mereka terlihat cantik, yang satu tingginya sama seperti Ariana yang satu lebih tinggi sedikit dengan rambut sama-sama diikat kuncir kuda. Kedua wanita itu memoles lipstik dan merampikan rambut di depan kaca tepat berdiri di samping Ariana.

"Tentu saja aku melihatnya. Aku hanya menghayal bercinta dengan pria tampan, memangnya tidak boleh?"

🌸🌸🌸


Baca kelanjutannya di Novel Un Jour🦋























Un Jour (Satu Hari)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang