3. Deal

2.9K 545 55
                                    

"Baiklah," Ariana menghela nafas sebelum bercerita sambil mengusap pipinya yang basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah," Ariana menghela nafas sebelum bercerita sambil mengusap pipinya yang basah.

Ariana menceritakan bagaimana ia datang ke negara ini bersama Tian lalu meninggalkannya sendirian di bandara dengan alasan ke toilet berjam-jam lamanya. Juga tentang Tian yang ia pikir menyukainya, nyatanya hanya untuk memanfaatkannya menggunakan uang Ariana untuk sampai ke Prancis lalu menelantarnya yang sangat buta akan negara ini.

Ariana seketika panik karena tidak pernah ke sini sebelumnya, jadi ia berinisiatif menaiki taksi yang tahu di mana kantor Landor cabang Prancis, menggunakan uang euro yang Tian beri. Ia tidak curiga sama sekali bahwa Tian akan meninggalkannya.

"Sesampai di sana aku melihat Tian di lobi sedang berciuman dengan wanita cantik. Aku langsung mendekatinya minta penjelasan kenapa dia meninggalkanku sendirian. Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah mencibirku dan menatapku rendah, seolah aku adalah makhluk yang menjijikan." Ariana kembali menangis dengan keras.

"Bodohnya aku tidak bisa menahan tangisku saat itu, lalu aku menagih semua uang tabunganku yang dipakainya untuk membeli tiket ke negara ini. Dan lagi-lagi dia mengatakan aku sangat bodoh, karena tidak ada perusahaan mau mengganti jika tidak diperlukan untuk kantor. Setelah mengatakan itu dia memasuki salah satu ruangan. Karena terlalu kesal, aku menyusulnya masuk ke sana ingin memukul wajahnya dengan tanganku sendiri, tapi aku malah tersandung kakiku hingga jatuh. Dan semua orang di ruangan itu menatapku yang ternyata ruangan rapat. Tak lama kemudian satpam datang untuk menyeretku keluar dari ruangan sampai ke depan lobi.

"Aku sangat malu dan lututku sangat sakit," Ariana mengangkat ujung dressnya berwarna biru muda itu sedikit memperlihatkan lutut yang sudah berubah berwarna biru kemerahan dan ada sedikit lecet. "Sepertinya hari ini adalah hari tersialku. Bahkan aku lupa meninggalkan koper dan tasku di mana." Ariana kembali menangis hingga terdengar sesegukan, mata dan hidungnya pun sudah memerah.

Mendengar cerita wanita di sampingnya, mengingatkan Geo pada Rena bercerita tentang Justin si berengsek itu. Bedanya Justin adalah kekasih Rena, sedangkan pria bernama Tian adalah penipu yang memanfaatkan kebodohan wanita ini. Ada sedikit rasa iba Geo padanya. Turis yang malang ucap batin Geo. Bahasa Inggrisnya terdengar lancar untuk potongan seorang turis masih bisa Geo pahami walau sedikit terdengar ada logat Asia Tenggara yang pernah ia dengar.

"Siapa namamu?" tanya Geo yang mulai penasaran.

"Karessa," jedanya seraya mengusap air mata menggunakan punggung tangan. "Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku hari ini, semoga harimu menyenangkan." Ariana menampilkan senyumnya yang lebar. Ia merasa lebih baik setelah bercerita.

Kedua alis Geo terangkat takjub melihat perubahan ekspresinya sangat cepat. Menangis deras hingga sesegukan, sekarang setelah menceritakan hari buruknya, dia tersenyum lebar seperti tidak ada masalah. Dan itu membuat Geo ikut tersenyum samar hampir tak terlihat. Andai ia bisa seperti itu melupakan hari buruk ini seperti melepas celana ketat yang membuatnya risih.

Un Jour (Satu Hari)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang