Pembawa Bunga Matahari

80 24 5
                                    

Tema: Cari arti namanu dan jadikan tema.
Arti nama: Kecantikan

***

Kedua mata emerald dari gadis itu menatap kami dalam hening, matanya menyiratkan kecurigaan. Semoga saja dia tidak mengira kalau kami berdua adalah orang yang jahat.

"Kami ingin menumpang tempat tinggal." Tanpa menunggu balasan dari gadis itu, Amelia langsung melontarkan permintaan.

Gadis itu diam, dia menatap ke bawah, sepertinya dia lebih ke takut dibandingkan curiga, ah, aku tidak tahu, aku tidak belajar cara membaca gerakan mata.

"Boleh?" Amelia bersuara lagi sementara aku terbungkam diam. Aku tidak pandai membujuk, jadi Amelia saja yang melakukannya, pastinya Amelia sudah sering meminta izin menumpang di tempat yang ia jelajahi sebelumnya. Oh iya, aku lupa, dia suka tidur di luar, tidak takut pada hewan buas, dasar aneh.

Kalau aku boleh jujur, suara gadis itu benar-benar enak didengar, lebih bagus lagi dari suara nyanyian Giselle yang dijuluki bintang suara sekolahku. Gadis bermata emerald ini jauh di atas langit.

Mungkin dia mau dipuji dulu baru mau menjawab setuju, baiklah, akan aku coba. "Suara kamu sangat bagus."

Dia terkejut, kedua bahunya sedikit terangkat. Gawat, apa aku membuatnya takut atau dia merasa tidak nyaman dengan pujian semacam itu?

Amelia mendekatkan obornya pada gadis itu, wajahnya terlihat semakin jelas, kakinya berjalan maju, aku mengikuti apa yang dilakukan Amelia.

Gila! Wajahnya benar-benar indah, aku tidak berbohong. Semakin dekat, semakin indah pula wajahnya. Bentuk wajahnya yang lancip, bibir kecil seperti buah ceri, matanya yang bulat, dan rambutnya yang berwarna coklat tergerai dengan anggun.

Dia terlihat seperti seorang putri, wajah bangsawan, astaga, ini salah satu wajah terbaik yang pernah aku lihat. Fix, dia akan menjadi ratu di sekolahku, menjadi bintang, membuat Giselle yang sombong itu terbungkam diam.

"Kalian tidak akan memotong kulitku 'kan?" Gadis itu berkata demikian dengan gamang. Heh? Memotong kulutnya, apa yang dia bicarakan?

Amelia juga sama bingungnya sepertiku, aku tidak melihat alisnya dengan jelas tapi suasana diam ini membuatku berpikir kalau kami punya pikiran yang sama: apa yang membuat gadis ini berpikir kalau kita akan mengulitinya?

Senyuman terukir di atas bibir Amelia, senyumnya yang menenangkan. "Tidak, kami tidak akan melakukan apa pun padamu, kami hanya meminta tempat berlindung. Cecilia, gadis di sampingku, tidak bisa tidur di luar."

Namaku dibawa oleh Amelia. Ah, ya sudahlah, itu lebih baik dibandingkan harus tidur di luar, dikelilingi serangga dan hewan kecil.

"Janji?" 

"Iya, kami berjanji." Amelia berucap demikian dengan nadanya yang lembut, berusaha membuat gadis itu percaya.

Gadis itu menyibak pelepah yang menjadi daun pintu pondok itu, ah, dia sudah memberikan tanda bahwa kami berdua diizinkan masuk.

"Boleh aku membawa tupaimu masuk?" Amelia menunjukkan tupai jingga itu yang kini sudah berada di atas lengannya.

Ekspresi gadis berambut coklat itu berubah, dari yang takut-takut menjadi senang saat melihat tupai milik Amelia. "Namanya apa?"

Ah, aku baru sadar, aku juga tidak tahu nama tupai Amelia, selama ini aku menyebutnya sebagai tupai jingga, aku jadi ingin tahu namanya apa. 

"Coco," jawab Amelia. Namanya lucu. "Bolehkah dia ikut masuk?"

Cerita si Pengembara [END]Where stories live. Discover now