Dilema

25 4 3
                                    

'Jika kamu sedang bahagia dan teringat seseorang,
Artinya kamu mencintai orang itu.
Jika kamu bersedih dan teringat seseorang,
Artinya orang itu mencintaimu.'
-
Ali Bin Abi Thalib


Selama perjalanan pulang, Dera memberanikan diri merebahkan kepalanya di punggung Yadi. Bukan risih yang dirasakan Yadi, pun bukan senang. Yang terlintas dalam pikiran cowok itu hanya ingin berhenti sejenak.

Benar, motor berhenti di sebuah warung makan. Sejenis angkringan.

"Kenapa berhenti?" Tanya Dera.

"Turun aja dulu." Jawab Yadi karena Dera masih saja nangkring diatas motor, padahal ia ingin segera turun. Dera mendengus, tapi tetap menuruti permintaan Yadi.

Mereka memasuki warung tersebut.

"Duduk," perintah Yadi saat melihat Dera hanya berdiri di depan pintu warung. Dera mengangguk dan menghampiri Yadi.

"Mau makan apa?"

"Gue gak laper," jawab Dera. Ia menundukan kepala. Yang ia inginkan saat ini adalah cepat pulang dan menjaga jarak dari Yadi. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Inilah yang dinamakan ketika hati dan pikiran tidak selaras. Jujur, Dera kesal pada dirinya sendiri.

Meski begitu, Yadi tetap memesankan makan untuk Dera.

"Gue bilang, gue gak laper,"

"Lo belum makan, makanya menjadikan punggung gue sandaran."

"Lo keberatan?" Tanya Dera kesal. Ia mendongak menatap Yadi. Yadi pun balas menatap Dera. Mereka saling menatap cukup lama.

"Iya," jawab Yadi "kepala lo, berat." Tambahnya. Dera terdiam.

"Makan aja," ucap Yadi lalu mulai fokus pada nasi didepannya. Sedikit terluka oleh kalimat Yadi, Dera tetap tak menyentuh nasi di depannya. Yadi merasa bersalah. Ia mulai menyendok nasi didepannya.

"Aaaa," ucap Yadi. Tangannya terulur di depan wajah Dera. Gadis itu terpaku.

"Cowok macam apa," ungkap Dera dalam hati.

"lo?" Lanjut Dera.

####

Jam menunjukan pukul 23:45 dan Dera masih belum bisa tidur. Degup jantungnya masih belum tenang. Kesal, Dera menendang selimut tebalnya.

"Gue bisa gila!" Gerutu Dera begitu bangkit. Kejadian di warung tadi menganggunya.

"Cowom dingin, cuek mulu ke gue, tadi nyuapin gue! Maksudnya apa coba?"

"Biar gue luluh gitu?" Dera tersenyum sinis. "Jangan harap!"

"Hati gue cuman milik Fathan!"

Setelah bermonolog ria tetap tak melegakan hatinya, Dera memilih keluar untuk mengambil minum. Tengorokannya terasa kering.

####

Dera meneguk habis segelas air putih dingin di meja dapur hingga matanya melihat Yadi duduk diteras dengan komik di tangannya. Hembusan angin malam yang dingin tak membuat Yadi bangkit untuk kembali masuk ke dalam rumah. Dera memutuskan menghampiri Yadi.

"Ngapain?" Tanya Dera mencoba biasa saja, ia ingin jantungnya normal-normal saja saat berada di sekitar Yadi. Tak seperti Yadi yang selalu cuek saat membaca komik, cowok itu segera mendongak menatap Dera.

"Suara lo ganggu tidur gue," keluh Yadi datar. Dera membulatkan kedua matanya. Itu berarti Yadi mendengar semuanya.

"Emm, i-itu,"

Mas Suryadi, I Love You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang