Berburu atau Berdua?

22 4 2
                                    

'Tertarik kepada seseorang adalah pertarungan antara kepastian dan keraguan menyukai seseorang.
Kepastian dan keraguan itu bercampur seperti arus.
Saat keraguan sirna,
Dan hanya tersisa kepastian
Saat itulah
Cinta dimulai.'
-
Jin Hyeok- Encounters









Dera menghela nafas. Memang sulit menebak jalan pikiran cowok di sampingnya itu. Dera memberanikan diri bertanya; "Kalo, misalnya gue bisa nemuin lembar yang ilang itu, dan lo bisa tau alur ceritanya, terus lo bisa baca sampai akhir, apa lo bakal jawab surat dari Vanilla?" Suara Dera terdengar bergetar. Ada ketakutan dan keraguan saat ia menanyakan hal itu.

"Lo ngomong apaan sih?" Tanya Yadi balik. Cowok itu berbalik menuju bangsalnya.

"Gak jelas banget," ungkap Yadi lalu berbaring dan mulai memejamkan matanya.

"Gue masih disini! Knapa lo malah merem!" Ungkap Dera kesal.

"Gue gak minta lo kesini." Jawab Yadi enteng tanpa membuka matanya kembali. Dera mendengus kesal. Dengan langkah dihentak-hentakan, Dera memutuskan keluar dari ruang rawat Yadi.

"Besok," ucap Yadi begitu Dera membuka pintu untuk keluar. Hal itu membuat Dera terpaksa berhenti.

"ayo-"

"Apa!" Potong Dera galak. Yadi urung mengungkapkan apa yang ingin ia utarakan sebenarnya.

"cari komik yang gak ada suratnya." Lanjut Yadi. Dera terdiam. Yadi bangkit dari posisinya berbaring.

"Gue gak akan lanjutin baca komik yang gue gak tau lanjutan ceritanya kek gimana." Jelas Yadi. Dera menoleh namun Yadi kembali berbaring dan menutup kembali matanya.

"Itu berarti kalo lo udah tau alurnya, lo bakal baca sampai selesai, dan-" Dera terdiam sejenak.

"lo bakal bales surat dari Vanilla?" Lanjut Dera lirih. Entah bagaimana, ia bisa terluka oleh kalimatnya sendiri.

####

Dera membuka dompetnya. Tersisa beberapa lembar puluhan ribu.

"Rumah gede, mobil tinggal pilih, bokap direktur, nyokap- lupakan." Gerutu Dera sembari menutup kembali dompetnya.

"Ini hari terakhir kalian ngumpul di dompet gue." Gumam Dera lagi. Ia memasukan dompetnya ke dalam tas lalu mulai bersiap. Yadi sudah menunggunya. Namun Dera kebingungan mencari kunciran rambutnya. Ia lupa dimana terakhir kali ia meletakannya.

"Bodo deh," ungkap Dera lalu bergegas turun dengan rambut panjangnya yang tergerai.

"Sory lama," ungkap Dera begitu sampai di belakang Yadi. Yadi berbalik menghadap Dera.

"Lo yakin naik motor dengan rambut kek gitu?" Tanya Yadi.

"Iya, ayok!" Ucap Dera. Ia tak ingin lagi berlama-lama beradu argumen tak berkelas dengan Yadi.

"Yaudah."

####

Dera kesal. Rambutnya jadi berantakan terhembus angin karena Yadi mempercepat laju motornya.

Mas Suryadi, I Love You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang