First Sight

233 12 3
                                    

At the end of the day, the only person you are obligated  to make happy is yourself.
Yang wajib membahagiakan dirimu, adalah dirimu sendiri.


Ost. 07britney by: nightcore








Seorang cowok baru saja terbangun sebelum jam alarm di sampingnya sempat berdering. Ia bangkit dari ranjangnya. Ia berjalan keluar dari kamarnya melewati cermin panjang di sudut kamar. Tangannya meraih kaos yang tergantung di belakang pintu di depannya. Terlihat jelas pantulan tubuh abs miliknya di cermin.

 Terlihat jelas pantulan tubuh abs miliknya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dada abs itu kini tertutup kaos berwarna hitam. Tak lupa, ia pun mengikat rambut panjangnya.

Ckllekkk. Cowok itu keluar dari kamarnya. Ia meraih motor butut kesayangan sang ayah. Ini pagi ke tiga baginya berada di kota, jauh dari kedua orang tuanya.

Sesekali ia mengdengus saat mengingat bagaimana Ayahnya memaksa dirinya untuk pergi ke kota. Beliau berharap, sang anak mendapat pendidikan melampauinya. Namun hingga pagi ke tiga, cowok itu enggan untuk pergi mendaftar perpindahannya ke sekolah yang di maksud sang ayah.

Cowok itu meraih helmnya. Lalu mengaitkan penguncinya. Ia menyalakan mesin motor itu.

"Kurang tepat rasanya," gerutu cowok itu. Namun meski menggerutu, ia tetap melajukan motornya. Memecah dinginnya angin pagi. Itu lah syarat yang harus ia jalani untuk sebuah pekerjaan.

####

Motornya berhenti tepat di depan agen koran yang letaknya tak jauh dari sudut komplek perumahan elite di kota itu.

"Anak baru, ya?" Tanya Raka, selaku agen koran.

"Iya bang." Jawab cowok itu singkat.

"Pantes rajin. Kalo anak-anak yang lain, datengnya masih entaran." Cerita Raka sembari menata koran yang akan di bawa cowok itu.

"Pada males kalo di suruh pagi-pagi banget gini. Pada gak butuh duit keknya." Tambah Raka. Sementara cowok itu sama sekali tak merespon. Hal itu membuat Raka kikuk sendiri.

"Emm, ini. Lo bawa aja dua puluh dulu. Urut sesuai nomor yang tertera. Itu rumah-rumah langganan koran kita." Jelas Raka. Cowok itu mengangguk menggerti.

####

"Koran-koran." Teriak cowok itu sembari melempar koran sesuai nomor rumah yang tertera. Hal itu membuatnya harus mengendarai motornya perlahan.

Cowok itu mendengus kesal.

"Bener-bener gak tepat." Gerutunya. Ia pun terpaksa turun dari motornya. Ia memarkirkan motornya di pinggir jalan. Lalu berjalan kaki menyusuri komplek perumahan itu.

Cowok itu berjalan sembari melihat nomor rumah dan nomor yang tertera di catatan pemberian Raka. Berulang kali, cowok itu melempar secara tepat sasaran, yaitu di depan pintu rumah. Namun pada rumah ke enam,

Mas Suryadi, I Love You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang