Bagian 2.5

28.8K 3.3K 396
                                    

Dengerin lagunya sambil baca ya!

~||~

            Adrianna berusaha menyamankan diri disebuah lounge khusus yang diperuntukan untuk penumpang kelas bisnis di bandara Changi setelah menghabiskan akhir minggunya di Singapura bersama kakek dan nenek dari Mama Gina.

Selain memang ingin mengunjungi Kakek dan Neneknya, sebetulnya Adrianna sedang dalam misi kabur dari Alif. Perempuan itu merasa memerlukan jarak dari Alif untuk berfikir lebih dalam mengenai hubungan mereka. Menguatkan hatinya, melebarkan kesabarannya apabila harus kembali melihat dan mengetahui kalau Alif lagi-lagi menjadi incaran perempuan lain.

Adrianna sedikit menyesal tidak menginformasikan pada Alif bahwa dirinya berada di Singapura weekend ini namun mereka masih berkirim chat walaupun Adrianna memberikan jeda waktu yang lumayan panjang untuk membalas dan berusaha menutupi lokasi dimana dirinya berada. Namun karena Adrianna tahu Alif sedang libur, dia tidak perlu takut Alif tidak bisa berkonsentrasi saat bekerja.

Biarlah Alif menikmati weekendnya dengan keluarga atau menikmatinya dengan memanjakan diri karena pasti Alif butuh waktu sendiri juga, sepertinya dirinya kan?

Karena tiket pesawatnya adalah kelas bisnis, maka Adrianna mendapatkan keuntungan untuk bisa masuk terlebih dahulu ke dalam pesawat. Jadi begitu ada pengumuman bahwa penerbangan yang akan ditumpangi Adrianna sudah siap boarding, gadis itu segera merapihkan barang-barangnya dan berjalan menuju boarding gate.

"Selamat datang, selamat menikmati penerbangan dengan kami," begitu kira-kira ucapan dari dua pramugari yang menyambutnya di pintu pesawat. Mereka tidak hanya berdua, ada 2 orang laki-laki yang juga berdiri untuk menyambutnya.

Adrianna yang tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian, menundukan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam pesawat. "Duduk dimana, Mba?"

Merasa diajak berbicara, Adrianna menengadahkan wajahnya dan menemukan seorang laki-laki dengan seragam khasnya menatap Adrianna. "Oh ngg... itu di 8K," jawab Adrianna terbata.

"Oh, kursinya di sebelah kiri ya," ucapnya ramah menunjuk window seat disebelah kiri Adrianna yang disahuti Adrianna dengan anggukan kepalanya.

"Makasih, mas," sahutnya seraya berjalan menuju kursinya.

Sebenarnya tanpa diberitahu pun Adrianna sudah tahu dimana kursinya. Bukannya dia sombong, tapi hampir separuh perjalanan travelnya selalu menggunakan maskapai yang sama dengan kelas kursi yang sama.

Tidak berapa lama, pengumuman bahwa pintu pesawat akan segera di tutup dan himbauan untuk menggunakan seat belt menggema di dalam kabin pesawat. Ucapan untuk menikmati penerbangan dan informasi mengenai penerbangan ke Jakarta pun tidak lupa di sampaikan. Hingga, suara itu menyebutkan nama captain dan First officer yang bertugas malam itu dan ucapan selanjutnya membuat Adrianna speechless.

"Semoga kamu menikmati penerbangan ini ya, Adrianna," Entah hanya perasaannya saja atau memang dia mendengar Alif menyebut namanya, membuat Adrianna sedikit mengerutkan keningnya. Namun perempuan itu segera meninggikan volume lagu yang yang sedang didengarkannya melalui earphone dan memejamkan matanya. Mencoba mengabaikan suara Alif yang baru saja menyebutkan namanya dan berharap tidak ada satupun penumpang yang sadar dan mencari tahu siapa perempuan yang dimaksud pilot mereka.

~||~

Begitu pesawat yang ditumpangi Adrianna sudah menempel pada garbarata di bandara Soekarno-Hatta, buru-buru gadis itu segera berdiri, mengambil koper kabinnya untuk segera keluar. Selain memiliki keuntungan untuk masuk pesawat terlebih dahulu, duduk dikelas bisnis juga berarti memiliki keuntungan untuk keluar terlebih dahulu.

Holding Onto youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang