ID 1: Boboiboy Ice (Autisme)

544 74 17
                                    

Namanya Boboiboy Ice.

Dia telah menderita autisme sejak kecil karena kesibukan orang tuanya. Tidak pernah berinteraksi dengan siapapun, baik di dalam rumah maupun di luar rumah.

Semuanya menjadi lebih buruk ketika orang tuanya tewas dibunuh. Lebih parahnya lagi, Boboiboy Ice dicurigai sebagai tersangka karena ada bukti sidik jari pada lokasi kejadian. Sebab autismenya, dia tidak bisa memberikan kesaksian alibi, sehingga dianggap sebagai pelaku dan dihukum. Pada akhirnya, dia dibebaskan oleh pihak berwajib karena masih dibawah umur, namun kejadian ini menodai reputasinya.

Di sekolah, dia di-bully oleh teman-temannya. Di luar, dia dihina oleh orang-orang. Di rumah, dia dijauhi oleh kerabatnya.

Hal ini membuat mental Boboiboy Ice yang masih remaja menjadi terganggu. Autismenya semakin parah dan dia mengurung diri di kamarnya sepanjang hari. Kerabat yang mengambil alih hak asuh mengirimnya ke rumah sakit jiwa.

Di rumah sakit jiwa, bukannya tenang, dia semakin tersiksa. Dokter dan perawat yang bertugas menyuntiknya dengan obat psikedelik, membuat Boboiboy Ice mengalami halusinasi berkepanjangan.

Nasib akhirnya adalah dia mati tenggelam setelah terjatuh ke kolam di taman belakang rumah sakit jiwa.

.

.

.

Setelah membacanya secara ringkas, aku mengembuskan napas panjang.

Itu benar-benar tragis untuk Boboiboy Ice yang masih remaja.

Dan sekarang, identitasku tak lain adalah Boboiboy Ice malang yang akan masuk rumah sakit jiwa ... .

Adakah yang lebih buruk dari ini?

Yah, sejujurnya, dengan semua pengalamanku dari berbagai dunia, pengalaman Boboiboy Ice jauh lebih ringan. Aku masih ingat pernah mendapat identitas seorang tahanan yang disiksa selama sembilan bulan sebelum eksekusi.

Jadi, kasus Boboiboy Ice masih tergolong 'normal' bagiku.

"Karena aku perlu mengubah nasib tragis ... Berarti aku harus mengubah akhir dari kisah Boboiboy Ice, 'kan?" tanyaku pada bola kuning yang melayang di hadapanku.

Bola kuning itu menampakkan sepasang cahaya biru elektronik yang kupikir itu adalah matanya. Ada dua sudut lancip di atas kepala bundarnya, seharusnya sepasang telinga. Juga motif garis hitam menghiasi keliling bola, membuatnya tampak menarik perhatian.

Ini adalah sistem robot dunia, Ochobot, yang mengaku akan membantuku bebas dari jeratan berbagai kematian konyol.

Ochobot berkata dalam suara robot yang manusiawi, [Selama Boboiboy Ice tidak memiliki akhir tragis, misi pertama Anda dinyatakan lulus, Master.]

Selama tidak berakhir tragis lagi, ya?

Aku memikirkan kalimat ini beberapa kali, kemudian kembali membaca kisah tragis Boboiboy Ice.

Boboiboy Ice adalah anak yang pendiam. Sehubungan dengan keluarganya yang sibuk, dia tidak pernah bergaul dengan siapapun selain pembantu di rumah. Kematian orang tua dan dugaan pembunuhan membuatnya menjadi pesimis dan anti-sosial. Setelah memasuki rumah sakit jiwa, dia menganggap hidup tidak ada artinya dan bunuh diri dengan cara tenggelam.

Letak masalahnya adalah siapa yang membunuh orang tua Boboiboy Ice?

Aku pikir semua harus dimulai dari kejadian kematian orang tuanya.

"Ochobot, di waktu mana aku berada sekarang?"

[Dua jam setelah kematian orang tua Boboiboy Ice.]

《END》 I wish I could Escape (Sebelum Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora