14.4. Unser ende

183 43 16
                                    

A/N : Maaf kalau banyak kekurangan.

Penulis masih amatir dan masih perlu banyak belajar.

Kalau suka sama cerita ini jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca yorobuun~


Rasanya gila saat menyadari kalau, laki-laki di hadapannya saat ini adalah laki-laki yang sama yang ada di kehidupan Rose sebelumnya.

Kalau bukan karena hangat telapak tangan June yang ada di pipi Rose, mungkin ia sudah menganggap ini sebagai mimpi.

"Bagaimana bisa ini terjadi?" tanya June dengan sorot mata penuh ketidak percayaan.

"Aku juga tidak tahu." Rose menggeleng.

Suara teriakan wanita di balik pintu kembali terdengar.

"Tidak apa-apa, tutup telingamu." June mengarahkan kedua tangan Rose untuk menutup telinganya.

Sekarang, laki-laki itu mungkin memiliki penampilan yang berbeda, namun Rose dapat merasakan dalam diri June masihlah sama.

Rambut yang dipangkas habis tidak menghilangkan keinginan June untuk melindungi Rose dan pakaian tentara yang digunakan tidak membuat ia membentangkan jarak dengan Rose hanya karena mereka berasa dari negara yang berbeda.

Sepuluh menit berselang, suara-suara bising yang ada di balik pintu pun menghilang.

Rose perlahan-lahan melepas telapak tangannya. Junhoe masih duduk duduk di sebelah Rose dengan siku yang bertumpu pada dengkul dan wajah yang menghadap ke arah perempuan itu.

"Mereka sudah pergi," ucap June.

"Ya,"

June tertawa kecil. "Kau terlihat sama persis dengan yang terakhir kali aku ingat. Matamu, hidungmu, bibirmu..." mata June menyusuri seluk beluk wajah Rose dengan mata menerawang. " ... dan mungkin hanya rambutmu saja yang terlihat sedikit berbeda. Warnanya kecoklatan dan lebih pendek."

"Ini karena aku terlalu sering berada di bawah sinar matahri."

"Tapi sama sekali tidak mengurangi kecantikanmu."

Rose terkejut, sama sekali tidak mengharapkan pujian tiba-tiba keluar dari mulut June.

"Kau terlihat berbeda tapi tetap terasa sama," ucap Rose.

"Benarkah?"

Rose mengangguk dengan senyum kecil.

Sudu-sudut bibir June terangkat saat melihat senyuman Rose, namun sedetik kemudian senyuman itu sirna dan wajahnya terlihat sendu.

"Maaf atas apa yang terjadi kepada ibumu."

Ah, Renee. Rose menundukkan wajahnya.

"Tidak apa-apa. Itu bukan salahmu, dan kau bahkan sempat membantuku."

"Aku sama sekali tidak membantu."

"It's okay. Ini semua sudah terjadi."

"Tidak." June menggelengkan kepala. "Seharusnya aku menyuruhmu pergi lebih cepat saat melihat Toby dan B.I mendekati kita, sehingga kau tidak perlu ada di sini."

"Kalau begitu, itu artinya kita tidak akan ada di sini dan tidak bisa saling mengingat satu sama lain."

"Ya, tapi..."

"Ku pikir, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi."

June mengusap wajahnya kasar. "Maafkan aku, Nona Chaeyong."

Candle Light✔️Where stories live. Discover now