19. Minum kopi dan senyum seperti idiot

249 30 1
                                    

Co-translator Eng-ind nyxnox13 🕹

⚠️6000 kata, baca perlahan

Chain dulu berpikir bahwa permainan itu bisa menyembuhkan segalanya, tapi dia tahu hari ini bahwa itu tidak benar. Ketika orang yang dulunya ceria karena telah mengejar orang selama tiga jam, saat ini duduk diam dan murung dalam kesedihan yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang menghadapi hal yang sama dengannya.

Dia tidak mengkhawatirkan seberapa larut malam ini, karena satu-satunya yang dikhawatirkan Chain adalah perasaan P'Thee yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Namun meski begitu, orang itu pergi untuk memasukkan pakaian di tas sebelum berjalan ke arahnya, mengulurkan tangannya dan berkata,

"Lebih baik pergi ke kondominiummu, tidak menyenangkan di sini."

Chain tidak bertanya sepatah kata pun, dia hanya melihat wajah orang itu dan memegang tangannya sebelum berdiri. Thee merasa dirinya akan khawatir atau takut, tetapi tetap memilih untuk memasukkan baju ke tas untuk pergi tidur bersama daripada tenggelam dalam kesedihan adalah cara bagi Chain untuk merasa nyaman dengannya.

Chain menyalakan lampu kecil agar ruangan tidak ditelan kegelapan. Chain berharap P'Thee tidak akan terganggu dengan cahaya, karena dia tidak ingin orang di sebelahnya hanya melihat hitam di malam hari yang masih membuat hatinya sakit setiap saat.

Mereka berdua berbaring memandangi langit-langit tanpa ada yang mengatakan apapun. Chain tidak berani tidur karena takut P'Thee akan menangis atau mungkin berjalan keluar untuk menghirup udara, tidak yakin seberapa banyak hal itu akan membantu P'Thee. Khawatir, tapi dia tahu betapa benarnya kata 'waktu menyembuhkan segalanya' ini. Seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan P'Thee untuk kembali menjadi Thr33Gamer yang ceria bagi semua orang?

Getaran jam weker ditahan agar tidak membangunkan orang. Chain tidak mengaktifkan suara alarm karena takut mengganggu waktu tidur P'Thee. Hal pertama yang dilakukan Chain bukanlah melakukan peregangan seperti hari-hari biasanya, tetapi berbalik untuk memeriksa apakah P'Thee masih tidur atau apakah dia telah keluar, yang dilihatnya lelaki besar itu masih berbaring di tengah tempat tidur dan kelopak matanya tidak benar-benar tertutup, napas keluar-masuk secara ritmis. Itu benar-benar membuat anak ini lega hingga tidak bisa menahan senyum.

Bangun dan mandi, melakukan semuanya sebisa mungkin tanpa suara. Mengenakan seragam siswa sampai selesai sebelum menata handuk yang dibasahi air ke dalam baskom kecil. Pemuda itu duduk di samping tempat tidur, dengan lembut mengangkat tangan yang panas di atas handuk. Meskipun hati P'Thee masih sakit, tapi Chain akan menjaga tubuh P'Thee sampai sembuh.

Demamnya turun, terima kasih pada P'Thee karena memilih untuk tidur daripada turun tangga untuk membeli lima atau enam kaleng bir. Terima kasih sudah tidak menyakiti diri sendiri lagi, terima kasih P'Thee orang yang lemah namun kuat.

"...." Orang yang sakit mulai bergerak, mungkin karena dia merasakan dingin pada kulitnya. Chain berhenti sejenak, sampai dia yakin bahwa P'Thee tidak bergerak lagi sebelum menyeka wajah, leher dan lengannya dan menekan handuk di atas kulitnya untuk menyerap panas.

Mengoleskan gel antipiretik sebagai sentuhan terakhir sebelum berjalan untuk membuka lemari es. Mengeluarkan bahan yang sudah dibeli dan meletakkannya berjajar. Dia membuat enam sandwich dengan sayuran, selada, tomat, tuna dan telur rebus, karena dia pikir akan lebih baik pergi keluar dengan sisa sandwich daripada tidak kenyang.

Setelah itu dia pergi ke kedai kopi di lantai bawah, memesan es Americano duduk sibuk di meja mengerjakan pekerjaan rumah, menuliskan tulisan tangan dengan pena pada beberapa lembar post-it.

[END] The Gamer and His Awkward Boy [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang