Step 19

721 133 1
                                    

Tubuh Hyunjae terbentur keras dengan dinding hingga terduduk di lantai, suara rintihannya sudah tak bisa ia tahan seperti sebelum-sebelumnya, masa bodo dengan pandangan mematikan papa nya, ia sedang kesakitan sekarang. Pukulan, tendangan, dan teriakan tak henti-hentinya ia dapatkan dari orang tuanya sendiri saat ini. Ia hanya bisa meringkuk berusaha melindungi dirinya sendiri sembari memohon kepada Tuhan agar setidaknya jika ini tidak bisa berhenti maka hentikan hidupnya sekarang, itu akan jauh lebih baik dibandingkan harus menanggung sakit.

"ANAK GAK TAU DIUNTUNG! UDAH BAGUS PAPA BAWA KAMU! KALAU TIDAK HIDUP KAMU AKAN SAMA SEPERTI ANAK ITU! MISKIN BAHKAN BUNUH DIRI!"

Kepalan tangan Hyunjae semakin mengencang bersamaan dengan gertakan giginya. Seketika tubuhnya meregang saat pukulan dan tendangan dari Leeteuk berhenti, dengan penuh usaha ia berdiri walau tertatih-tatih. Baru saja ia menegapkan tubuhnya, ujung pistol sudah tertempel di dahinya. Matanya bertemu dengan tatapan penuh kebencian dari Leeteuk. "Jangan lupa bahwa aku pernah bilang bahwa aku akan membunuhmu."

Alih-alih melangkah mundur atau berusaha menghindar, Hyunjae justru membawa tangan Leeteuk, mengganti posisi pistol itu ke samping kepalanya. "BUNUH! BUNUH AJA! UDAH GILA ANAK MU INI! BUNUH SEKARANG!" respon tak karuan dari Hyunjae justru membuat Leeteuk merasa sedikit terancam dan takut. Anaknya benar-benar terlihat seperti orang gila sekarang, penuh emosi yang bercampur antara sedih dan marah.

"KENAPA BELUM DIBUNUH!? AYO! SEKARANG!" pekik Hyunjae dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya.

BRAK!

"HYUNJAE!" pekikan Mingyu yang menggelegar bersamaan dengan suara tembakan. Pria itu sontak berlari menyambar tubuh adiknya, sedangkan tembakan itu melayang menembus dinding. "GILA YA LO!? NGAPAIN TADI HAH!?" protes Mingyu.

Hyunjae hanya menjerit, menangis, meringkuk sembari menjambaki rambutnya sendiri. "HYUNJAE!" Mingyu berusaha menyadarkan adiknya di tengah kegaduhan. Ada banyak polisi di ruangan ini sekarang, mereka berbondong-bondong menarik Leeteuk keluar serta memborgol tangan pria itu hingga ruangan ini hanya bersisa Mingyu, Hyunjae, Yuji yang baru saja memeluk Hyunjae, serta beberapa polisi lagi.

"Maafin mama nak... maaf..." tutur Yuji dengan suara bergetar.
~~~
Hyunae dan Felix duduk berjuntai di atas gazebo kampus, Hyunae meminta waktu Felix sebentar untuk memberitau tentang keadaan keluarganya yang sebenarnya, bagaimana pun anak ini tetap harus tau. "Lo mau bilang apa?" tanya Felix memukai pembicaraan, "Jangan bilang lo suka sama gue!?"

"Gue suka sama orang juga masih milih-milih kali! Ya kali suka sama lo!"

"Kurang ajar! Ya udah buruan mau ngomong apa, habis ini gue ada kelas." Dengan gugup, Hyunae pun mulai berusaha menjelaskan wakau tidak tau harus mulai dari bagian mana, terlalu rumit baginya apalagi ia bukan bagian dari keluarga ini. Hyunae menjelaskan semuanya, berharap tak ada detail penting yang terlewat agar Felix mengerti sepenuhnya.

Nyaris setengah jam dihabiskan Hyunae untuk memberitau pada Felix tentang semuanya dan selama setengah jam itu pula Felix tak henti-hentinya memotong omongan Hyunae untu bereaksi atas setiap hal yang membuat dirinya kaget, tak percaya bahwa Eunhyuk benar-benar melakukan itu. Yang lebih mengejutkan sebenarnya adalah fakta bahwa Hyunjae dan Haechan merupakan saudara kembar.

Dengan napas memburu, Felix meraih tasnya kasar, "Mah ke mana!?" tanya Hyunae. "Ke rumah," jawabnya singkat. "Jangan sekarang, gue tau lo lagi emosi, nanti malah jadi masalah," balas Hyunae. "Gue pergi dulu, makasih," tak peduli dengan peringatan Hyunae, Felix tetap pergi. Dan sekarang Hyunae bingung apakah ia harus menyesal atau bersyukur karena Felix sudah tau, ia yakin sehabis ini anak itu akan marah besar pada Eunhyuk, menimbulkan kegaduhan lagi di rumah, belum lagi ia pasti harus menjelaskan semuanya pada Valen.

[✔️] 180 Degrees || Lee HaechanWhere stories live. Discover now