Chapter III : My Type Of Magic

1.3K 96 0
                                    

Chapter III
My Type Of Magic


Kyle

Dalton… akademi yang amat sangat elite… mewah.. megah… bener – bener kaya istana banget ini sekolah. Akademi Dolton dibagi jadi 4 sektor, SD SMP SMA dan Universitas, tiap sector luasnya bener – bener sulit dijelasin sama kata – kata, dari ujung ke ujung ngga abis abis liatany sangking luasnya. Selain sekolah, di lingkungan Dalton sendiri tersedia berbagai bentuk fasilitas seperti Taman, Bank, Theme park, Mall, dan juga airport. Bisa dibilang Akademi ini luasnya seperti kota kecil yang dibatasi oleh pagar – pagar dan tembok yang tingginya dua kali tinggi manusia.

“sekarang ayo kita ke sektor Universitas, sebelum kamu belajar disini ada serangkaian tes yang harus kamu jalanin Kyle” kata pak Adam.

“tes apa?”

“nanti kamu juga tau, tenang aja ngga susah kok hahaha”

Ini guru tau aja aku ngga suka tes – tes yang susah haha (brainless alert!!)

“ok kita tunggu bus disini” kata Adam

Menurut Pak Adam jarak dari Airport ke sector Universitas bisa memakan waktu 3 jam kalo jalan kaki, jadi kata dia kita naik bis aja, emang kaya kota beneran ini sekolah..masa sampe ada haltenya segala ada bisnya segala ada airportnya segala….. bener – bener kebanyakan uang ini yang punya sekolah… jadi penasaran yang punya sekolah ini tiap hari cemilannya emas sama berlian jangan – jangan…. tapi kalo makannya berlian... pupnya jadi apa ntr ya...

“HEIIII IBU SERINAAAAA!!!” tiba – tiba adam berteriak sambil melambaikan tangannya ke arah seorang wanita yang sepertinya berjalan dari arah airport, wanita itu ngga sendiri, disebelahnya ada seorang cowo yang mungkin seumuran sama aku.

“hai, adam” sapa wanita itu setelah jarak kami cukup dekat dengannya.

“wah serina, kamu baru rekrut juga? Ini anak barunya?”

“Iya, ini william”

Cowo yang ada di sebelah wanita yang bernama serina itupun kemudian menyalami Pak Adam, lalu setelah menyalami Pak Adam dia mengalihkan perhatiannya ke aku, dia melihat sebentar, tatapannya dingin, orangnya tinggi, badannya kaya model, putih langsing dan dadanya bidang.

Wow… ganteng…

“William” cowo itu menyodorkan tangannya, nada bicaranya dingin banget, terkesan angkuh

“Kyle…” jawabku sambil menyalami tangannya.

tangannya halus….

William lalu menarik tangannya, lalu dia mengalihkan kembali pandangannya ke depan dan memasang earphone
ipodnya ke telinga.

……..ini cowok ganteng – ganteng sombong bener… senyum aja ngga pas salaman, mana salamannya cepet bener lagi, baru juga nyentuh udah dilepas kaya takut ketular kuman…. Ya Tuhan… jauhkan lah aku dari orang – orang tipe begini selama aku di Dalton ini ya Tuhan…

“nah itu busnya dateng, ayo naik” kata pak Adam sambil menunjuk bus berwarna biru muda yang sangat mewah, seperti bus eksekutif yang di dalemnya full ac dan ada tv kecil di setiap tempat duduknya.

Perjalanan dengan bus memakan waktu selama 15 menit, pak adam duduk dengan serina sedangkan aku duduk dibelakang mereka dan William duduk di sebrang. Selama perjalanan aku hanya melihat keluar jendela, mengagumi indahnya Dalton, mulutku berkali-kali mengucapkan kata-kata seperti “wah~” “keren~~” dan sebagainya. Ketika aku ingin mengambil botol minum yang ada di tasku pandanganku sempat tertuju ke arah tempat William duduk, DEGGGG!!! Ternyata dia lagi ngliatin aku, seperdetik kemudian William menolehkan lagi kepalanya ke arah jendela (dengan sangat coolnya…)

The AcademyWhere stories live. Discover now