(vi) duren ; pms

2.3K 480 94
                                    

Jennie meremas kertas yang sedari tadi Ia genggam, merasa kesal pada seseorang yang berada didepannya, sedari tadi file yang Ia fotocopy tidak habis-habisnya, terus saja mengatakan 'Oh ya saya lupa satu lagi, satu lagi, satu lagi..' hingga Jennie sudah dibuat 20 menit berdiri mengantri.

Jika tempat fotocopy ini bukan satu-satunya yang terdekat, sudah dipastikan Jennie akan memilih tempat lain.

Drtt..

Jennie melirik ponselnya, nama Mattheo muncul dilayar ponselnya. Jennie segera menggeser ikon hijau, menerima panggilan tersebut.

"Iya halo?"

"Belum om, saya masih lama kayaknya. Ini orang didepan saya gak beres-beres!" Sengaja Jennie besarkan suaranya agar semua orang tahu.

"Ih, tapi ada tugas yang harus aku copy."

"Jauh om ditempat lain."

"Iya, om nanti tunggu aja didepan gerbang kampus."

Panggilan terputus, Jennie segera memasukan ponselnya kembali ke dalam tas. Jennie menarik orang yang ada didepannya, melemparkan beberapa kertas yang nampaknya orang itu copy.

Jennie memberikan kertas yang harus di copy nya, "Limabelas lembar."

"Tapi kan gua du—"

"LO LAMA ANJIM! Mahasiswa apa lansia sih lo?" Oceh Jennie.

Yang dimarahin diam, memilih berjalan mundur, nampaknya gadis yang ada didepannya ini jelmaan iblis.

Setelah menerima copy-annya, Jennie memberikan uang 8 ribu ke si pemilik toko.

Jennie segera berlari kembali ke Kampus, Ia harus memberikan dokumen yang sudah Ia copy tadi, atau jika sang dosen sedang tidak ada atau sudah mendadak pulang, Jennie setidaknya harus menitipkannya di ruang dosen.

Setelah meletakkan dokumen, Jennie segera keluar dari area Kampus, benar saja sudah ada mobil yang mengantarnya tadi pagi.

Perut Jennie mendadak kram, faktor mens. Jennie menatap Mattheo yang terlihat sangat fokus membaca lembaran dokumen yang sudah tertumpuk.

"Om.." panggil Jennie.

"Hm?"

"Om.." panggil Jennie lagi.

"Ada apa Jennie? Kamu lapar? Kalau lapar kamu turun aja, makan aja di kantin." Kata Mattheo tanpa ngalihin fokusnya pada dokumen yang menumpuk.

"Om ih!" Seru Jennie kesal.

Mattheo akhirnya meletakkan dokumennya agak membanting, "Kenapa sih? Kamu bosen? Yaudah checkout shopee aja. Nanti kasih tau saya berapa jumlahnya."

Jennie menggeleng, menepuk space kosong disampingnya. "Sini.."

Mattheo menghela nafas berat, Ia membawa setengah tumpukan dokumen, Ia taruh dimeja depan sofa. Tetap saja, Mattheo fokus membaca dokumen. Jennie diabaikan.

Jennie menarik-narik dasi Mattheo, berusaha membuat fokusnya teralihkan kepadanya. Mattheo bersandar, berusaha meredam emosi yang berada dipuncaknya. Hari ini terlalu banyak dokumen yang harus Ia periksa, dan wanita disampingnya terus saja mengganggunya bak setan yang mengganggu umat manusia.

Mattheo memejamkan matanya, lalu membukanya kembali, dilihatnya Jennie menatapnya dengan tatapan polos.

"Kenapa?"

Mattheo tidak dapat berbohong jika Jennie mengganggunya, namun ada yang sepertinya hilang. Hari Jennie tidak terlihat bar-bar, justru Jennie terlihat sangat manja.

duren - lty [au] ✔Where stories live. Discover now