Wattpad Original
There are 4 more free parts

Bab 4 - Kepergok Media

86.9K 2.2K 110
                                    


Bab 4 – Kepergok Media

Melihat Troy sedang memikirkan sesuatu, Alice segera melepaskan diri karena cekalan Troy mulai mengendur. Troy tak melawan, ia melepaskan begitu saja cekalannya pada Alice dan dirinya masih tersenyum penuh dengan kemisteriusan.

"Sepertinya, aku memang harus pergi." Alice memungkas sebelum dia membuka pintu mobil Troy dan keluar dari sana.

Troy juga ikut keluar, dia menghampiri Alice lalu meraih tangan Alice. "Besok kita bertemu lagi."

"Besok kita tidak ada pekerjaan."

"Justru karena itu. Kita bertemu bukan karena pekerjaan, tetapi karena berkencan."

"Ayolah, aku tidak ingin diliput media."

"Bukannya malah bagus buat kariermu?" tanya Troy. Jemarinya terulur mengusap lembut pipi Alice. "Aku tak keberatan jika kamu memanfaatkan semaksimal mungkin hubungan kita. Bahkan tidak masalah jika kamu memanfaatkanku."

"Terserah kamu saja. Aku bukan orang yang seperti itu." Alice menjawab cepat dengan ketus. Dia merasa tak ada gunanya berdebat dengan Troy. Pria ini suka seenaknya sendiri.

Akhirnya Alice memilih untuk segera pergi, tetapi sekali lagi, Troy menghentikannya dengan meraih kembali pergelangan tangan Alice. "Kupikir ada yang tertinggal," ucap Troy kemudian.

"Apa lagi?" tanya Alice dengan nada malas.

Dalam sekejap mata, Troy menunduk kemudian ... cup. Troy mengecup singkat bibir Alice hingga membuat perempuan itu ternganga tak percaya.

"Terima kasih untuk malam ini," bisik Troy penuh arti sebelum kembali masuk ke mobil dan meninggalkan Alice begitu saja.

Alice masih berdiri membatu, tak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Troy. Dia telah dikecup oleh seorang pria berengsek bernama Troy, dan dia tidak melakukan apa pun!

***

Apa yang dikatakan Troy bukan isapan jempol belaka. Esoknya, Alice kembali melihat pria itu sudah menunggu di depan pagar rumah kontrakannya. He's really a pain in the neck, batin Alice sembari menarik napas kuat-kuat. Akhirnya, Alice memilih menemui Troy yang kini sudah menunggunya di sebelah Lamborghini dengan penampilan yang sangat keren.

"Selamat siang, Sayang," sapa Troy dengan lembut, seakan sapaan itu sudah menjadi hal yang sangat biasa.

"Bukannya aku tak mengiyakanmu semalam, ya? Kenapa kamu datang lagi?"

"Bukannya kamu sudah memberiku kesempatan selama seminggu ke depan, ya? Dan kupikir, kesempatan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin."

"Aku tidak suka jalan, Troy. Jika libur bekerja, aku istirahat di rumah." Alice berpikir, mungkin jika dia menolak Troy dengan lebih ketus, pria itu akan makin menginginkannya. Makanya Alice memutuskan untuk mengubah rencananya agar Troy berhenti mengejarnya.

"Kalau begitu, izinkan aku masuk dan akan kutemani kamu istirahat di dalam."

"Enak saja!" Alice mendengus sebal.

Troy tertawa lebar, dia lalu melirik jam tangannya sebelum berkata, "Waktumu lima belas menit lagi, Sayang. Kutunggu di mobil." Troy tak bisa diganggu gugat. Akhirnya, mau tidak mau, Alice mengikuti perintah Troy.

Hanya seminggu, Alice! Beri yang dia mau, dan setelahnya dia akan pergi, pikir Alice dalam hati.

***

Alice tidak menyangka bahwa Troy akan mengajaknya ke tempat ramai seperti Dunia Fantasi. Well, itu memang tempat yang bagus untuk berkencan atau sekadar berjalan-jalan, tetapi di sana terlalu banyak orang. Seharusnya Troy memikirkan hal itu.

Alice benar-benar tak ingin kebersamaannya dengan Troy yang singkat ini menjadi obrolan publik. Apalagi saat ini, Troy tampak sengaja menggenggam telapak tangannya seperti mereka memang seperti pasangan yang sedang berkencan. Astaga ... padahal Alice tahu bahwa yang diinginkan Troy adalah memuaskan selangkangan.

Alice mendengus sebal dan hal itu terdengar Troy hingga membuatnya berhenti dan menatap Alice seketika. "Ada masalah? Oh, kamu lapar?"

"Enggak, aku baik-baik saja."

Troy kemudian mengamati ekspresi Alice yang tampak murung. "Kamu terlihat tak suka berada di sini. Apa tempat ini mengingatkanmu dengan sesuatu atau seseorang yang kamu benci?" tanya Troy mencoba menebak-nebak apa yang sedang dirasakan Alice.

"Troy, tempat ini terlalu ramai. Kamu enggak bisa lihat kalau setiap kali kita berjalan, banyak kamera yang memotret kita?"

"Well, itu bagus. Berarti mereka masih melihatku sebagai artis," jawab Troy dengan santai.

"Please, it's not funny at all!" Berbeda dengan Troy yang santai dan selengean, Alice malah terkesan khawatir.

"Ayolah, mereka hanya peggemar." Troy mencoba menenangkan Alice.

"Aku tahu mereka fanmu. Tapi bayangkan jika mereka membuat berita yang tidak-tidak tentang kita."

"Seperti, aku diam-diam telah menikahi seorang perempuan? Hahaha, mereka yang mengenalku tidak mungkin membuat berita itu." Troy tertawa lebar. Lagi-lagi menanggapi kekhawatiran Alice sebagai hal yang biasa.

"Kamu ini, benar-benar," desis Alice kesal.

"Oke, untuk membuktikan kekhawatiranmu, coba kita buka media sosial. Apa yang sedang trending di sana? Apakah ada wajah kita atau tidak?" Troy mengeluarkan ponselnya dan mulai membuka media sosialnya. Dia terkejut saat mendapati feed-nya penuh dengan foto-foto kebersamaannya dengan Alice.

"Well, ini tidak seperti yang kupikirkan," ucap Troy yang segera membuat Alice ikut melihat ponsel Troy. Alice membulatkan matanya karena jagat media sosial memajang kebersamaan mereka. Dia syok, sungguh, karena ini mungkin menjadi pertama kalinya Alice disorot seperti ini.

"Kita buka dulu si akun gosip terbesar. Haha, aku yakin tidak akan ada gambar kita di sana. Mereka yang mem-posting itu hanya penggemar dan .... "

Troy tak dapat melanjutkan kalimatnya saat di akun tersebut menampilkan kebersamaannya dengan Alice dengan gambar yang lebih jelas lagi. 'Troy Ex-The Batman, dengan kekasih barunya ...,' tulis caption dalam gambar tersebut.

Troy menatap Alice seketika, pun dengan Alice yang juga menatap ke arah Troy. "Kupikir, aku memang salah memilih tempat," ucap Troy pada Alice. "Kita, memiliki sedikit masalah karena sudah masuk ke akun gosip ini. Kita ketahuan."

Jawaban Troy membuat Alice mengerutkan kening. Ketahuan bagaimana? Mereka tidak sedang benar-benar berkencan. Mereka bisa menjelaskan hal itu pada publik, bukan?

-TBC-

My Sexy PartnerWhere stories live. Discover now